Logo Bloomberg Technoz

Tak hanya itu, lifting minyak medio 1996-1997 sebanyak 1,6 juta bph dengan konsumsi sekitar 600.000 bph. Bahlil menyayangkan kondisi itu tidak dapat dipertahankan karena lifting minyak makin menurun tiap tahun. Adapun lifting minyak akhir tahun lalu sebesar 600.000 bph sedangkan impor minyak sebanyak 1 juta bph. 

"Jadi terbalik antara 1996, 1997 dengan 2024. Makanya kemudian kita mulai berpikir kalau seperti ini bangsa kita ini apa memang tidak punya minyak?," katanya.

Sumur tua

Di sisi lain, Bahlil menyebut mayoritas sumur di Tanah Air berusia tua atau sekitar 75 tahun. Untuk itu, pemerintah akan memetakan sejumlah sumur agar diintervensi dengan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). 

Dia menjelaskan Indonesia harus bisa mencontoh Amerika Serikat (AS) yang dulunya hanya mampu mengebor minyak 3 juta bph, saat ini menjadi 13 juta bph.  

“Jadi bor-nya selama ini kita vertikal. Nah di Amerika itu sudah bor horizontal, supaya bagian minyak yang tidak pernah diangkut naik itu sekarang sudah bisa dan teknologi EOR,” ucapnya. 

Oleh karena itu, Bahlil menekankan bahwa tata kelola migas perlu diperbaiki melalui tiga cara. Pertama, mengerjakan sumur-sumur menganggur atau idle well. Kedua, mengoptimalkan sumur-sumur yang ada itu dengan pemanfaatan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).

Ketiga, sebanyak 300 sumur yang telah selesai dieksplorasi namun belum ada perencanaan pengembangan atau Plan of Development (PoD) harus segera diselesaikan. 

Bahlil mengungkapkan pemerintah menargetkan lifting minyak sebesar 1 juta bph pada 2028-2029. 

“Presiden Prabowo menargetkan di 2028-2029 sudah harus kita punya lifting kurang lebih sekitar 900.000 sampai 1 juta [bph]. Ini bukan pekerjaan gampang.”

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), total impor minyak mentah Indonesia pada 2024 mencapai US$10,35 miliar, turun 7,08% secara year on year (yoy).

Sementara itu, impor hasil minyak termasuk bahan bakar sepanjang tahun lalu mencapai US$25,92 miliar, melonjak 5% yoy. Negara asal impor minyak Indonesia bervariasi mulai dari Singapura, Arab Saudi, Nigeria, Australia, dan sebagainya.

(mfd)

No more pages