Logo Bloomberg Technoz

Perusahaan berhasil mendapatkan dana ratusan juta dolar untuk memodernisasi industri perikanan Indonesia dengan menyediakan alat pemberi makan canggih dan cara memberi makan, dan kemudian membeli produk mereka untuk dipasarkan secara luas. 

Laporan yang dibuat oleh FTI Consulting ini menemukan penggelembungan dalam penjualan alat pemberi makan ikan, menjadi 400 ribu dari jumlah sebenarnya sebesar 24 ribu. 

Penyelidikan ini dilakukan setelah seorang pelapor mendekati seorang anggota dewan dengan tuduhan bahwa data keuangan perusahaan tersebut tidak akurat

Laporan akuntansi yang tidak konsisten sempat dinyatakan salah satu investor, Patrick Walujo dari Northstar Group, sebagai peristiwa yang memalukan. Northstar Group merupakan VC yang ikut dalam gelombang pendanaan eFishery pada putaran seri C dan D, hingga perusahaan terus mengalami lonjakan valuasi.

“Ini benar-benar memalukan, dan memalukan bagi orang-orang yang telah menjalankan eFishery, saya bukan bagian dari tim investigasi. Rekan-rekan saya sedang menanganinya, namun, dari pandangan pertama, saya yakin ini adalah penipuan sistematis di semua lini,” kata Patrick pekan lalu.

“Kami sepenuhnya menyadari betapa seriusnya spekulasi pasar dan kami menangani masalah ini dengan sangat serius,” kata eFishery dalam sebuah pernyataan melalui email. “Kami tetap berdedikasi untuk menegakkan standar tertinggi tata kelola perusahaan dan etika dalam semua operasi eFishery.”

Investigasi dugaan penipuan laporan keuangan

Laporan ini dibuat berdasarkan wawancara dengan 20 staf perusahaan dan tinjauan terhadap akun dan pesan di WhatsApp, Slack, dan kanal lainnya. Draf laporan tersebut mencatat bahwa para penyelidik belum berbicara dengan para auditor atau meninjau kertas kerja audit atau dokumentasi lainnya.

Angka-angka yang tersebut di atas kemungkinan besar akan berubah lebih lanjut, dengan laporan bank, wawancara, dan akun-akun lain yang masih belum ditemukan atau diselesaikan.

Para pemegang saham dan direktur terkejut dengan skala dugaan penipuan tersebut mengingat langkah-langkah perlindungan yang telah dilakukan, termasuk pemeriksaan saluran dan wawancara dengan staf yang mundur dari perusahaan itu, kata salah satu orang, yang tidak mau disebutkan namanya karena masalah ini bersifat pribadi.

eFishery sebelumnya telah merekrut jasa PricewaterhouseCoopers dan Grant Thornton untuk mengaudit hasil keuangan. Kedua kantor akuntan tersebut juga menolak berkomentar.

Ilustrasi teknologi peralatan pemberi makan ikan dan udang otomatis. (Dok: eFishery)

Pertemuan dengan investor telah dilakukan sejak investigasi dimulai dan pertanyaan kuncinya sekarang terkait langkah terhadap aset dan sisa uang tunai eFishery, kata salah satu orang.

Dari sisi total aset, perusahaan mencatatkan US$220 juta, ini termasuk US$63 juta dalam bentuk piutang danUS $98 juta dalam bentuk investasi, menurut laporan tersebut.

Tuduhan penipuan ini dapat merusak dunia startup di Indonesia, dan terjadi di saat yang kritis ketika perusahaan-perusahaan muda dan para investor di negara ini sedang berjuang untuk mendapatkan pendanaan baru.

eFishery adalah perusahaan rintisan terbaru di Indonesia yang disebut unicorn, atau perusahaan rintisan yang bernilai lebih dari US$1 miliar.

Sebuah situasi yang membuat internal perusahaan panas, hingga pemegang saham mengambil langkah pencopotan Gibran Huzaifah, selaku pendiri dan CEO eFishery. Gibran tidak sendiri dalam keputusan pembebastugasan sementara. Ada Chrisna Aditya yang terakhir menduduki Chief Product Officer (CPO).

Para karyawan eFishery bahkan sampai membuat Serikat Pekerja PT MultiDaya Teknologi Nusantara (SPMTN) atau SP eFishery tak lama kasus fraud menjadi pemberitaan media massa.

Dalam pernyataan terbaru SPMTN menyatakan bahwa kasus eFishery adalah ulah individu atau kelompok, dan “tidak mencerminkan nilai dan etika dari seluruh karyawan,” tulis SPMTN.

Pernyataan Patrick Waluyo yang sebelumnya menyebut dugaan pemalsuan laporan keuangan secara sistematis menjadi “aib bagi semua orang yang menjalankan eFishery dan sistematis di berbagai lini”, menggeneralisir semua pekerja terlibat dalam praktik tidak etis.

“Hal ini sangat tidak adil dan tidak mencerminkan kondisi nyata,” terang Serikat Pekerja eFishery, dimana mayoritasnya justru dinyatakan bekerja dengan integritas dan dedikasi tinggi.

Gibran Huzaifah tidak merespons permintaan komentar, sementara Temasek dan SoftBank, juga perwakilan dari FTI dan G42 tidak segera menanggapi pertanyaan.

(prc/wep)

No more pages