Pada November, perusahaan mulai memberi tahu pekerja yang akan diberhentikan. Pemberitahuan yang diajukan ke badan ketenagakerjaan negara bagian menunjukkan putaran pertama pemangkasan berdampak pada sekitar 3.500 orang di seluruh negeri, demikian dilaporkan The Seattle Times.
Pemangkasan berdampak pada orang-orang dengan berbagai peran mulai dari insinyur hingga perekrut hingga analis dan berdampak pada divisi komersial, pertahanan, dan layanan global Boeing.
Boeing mengatakan sebagian besar karyawan yang diberhentikan tetap menerima gaji selama sekitar dua bulan dan akan menerima pesangon, layanan transisi karier, dan tunjangan asuransi kesehatan bersubsidi hingga tiga bulan.
“Seperti yang diumumkan pada awal Oktober, kami menyesuaikan jumlah tenaga kerja kami agar sesuai dengan realitas keuangan kami dan serangkaian prioritas yang lebih terfokus,” kata juru bicara Boeing tentang PHK tersebut.
Boeing, yang berkantor pusat di Arlington, Virginia, telah mengalami masalah keuangan sejak dua kecelakaan jetliner 737 Max-nya yang menewaskan 346 orang pada tahun 2018 dan 2019. Nasib dan reputasi perusahaan terpukul lebih lanjut ketika sebuah panel meledakkan badan pesawat Alaska Airlines pada bulan Januari.
(ain)
