Bloomberg Technoz, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana menepis kualitas program makan bergizi gratis (MBG) akan turun usai Presiden Prabowo Subianto memangkas anggarannya dari Rp15.000 menjadi Rp10.000 per paket.
Menurut dia, penetapan harga rata-rata Rp10.000 per paket tak hanya bentuk penghematan atau penyesuaian dengan APBN. Dia mengklaim angka tersebut lahir dari rangkaian uji coba selama 11 bulan di wilayah Pulau Jawa.
"Berbasis uji coba di Jawa, [Rp10 ribu per paket] itu rata-rata harganya. Kan pak presiden mengatakan rata-rata. Nanti di tempat yang lebih mahal pasti lebih dari itu. Mungkin ada tempat yang lebih murah jadi kurang dari itu", ujar Dadan, Senin (8/11/2024).
"Dari hasil percobaan kurang lebih seperti itu [sudah termasuk susu]."
Sebagai persiapan, menurut dia, Badan Gizi Nasional akan kembali melakukan uji coba terakhir di seluruh wilayah Indonesia. Harapannya, uji coba yang diklaim akan berlangsung dari Aceh hingga Merauke tersebut akan melahirkan angka rata-rata biaya bahan baku program MBG di tiap wilayah.
"Nanti kita akan dapat satuan indeks harga rata-rata. Di tempat yang kurang dari itu [Rp10 ribu per paket] kita akan bayar at cost, yang lebih kita akan bayar at cost juga," ujar dia.
"Kita sudah siap-siap nih. Petugasnya sudah turun, ada yang turun ke Aceh, Sumatera Utara, Palembang, dan Merauke."
Dia mengklaim, pada bulan ini, ada sekitar 150 titik tambahan yang menjadi lokasi uji coba. Beberapa tersebar di Papua, Maluku, Ternate, Manado, dan Nusa Tenggara Timur.
Dadan pun mengklaim, pemerintah akan secara resmi memulai program makan bergizi gratis pada Januari 2025. Target sementara, pemerintah akan menyalurkan program tersebut kepada sekitar 3 juta anak usia sekolah.
(azr/frg)