Logo Bloomberg Technoz

Tidak berbeda dengan tahun ini, Maulana mengatakan gairah masyarakat dalam berwisata selama libur Lebaran juga terjadi pada tahun lalu. Menurutnya, salah satu faktor yang mendukung hal itu lantaran adanya kebijakan cuti bersama pemerintah yang cukup lama.

“Libur lebaran itu menjadi menarik pada saat pemerintah mengeluarkan kebijakan cuti bersama 19—25 April,” katanya.

Pada libur Lebaran 2022, dia juga mengatakan telah terjadi peningkatan bisnis perhotelan dan restoran selama 5 hari berturut-turut. “ Nah 2022 itu, dengan 11 hari libur itu kita bisa, di daerah-daerah tertentu itu bisa mendapatkan okupansi yang cukup tinggi itu sepanjang 5 hari,” kata dia.

Ilustrasi Hotel. (Putu Sayoga/Bloomberg)

Adapun, untuk daerah yang menjadi destinasi favorit masyarakat untuk berwisata –yang juga berpengaruh besar terhadap peningkatan bisnis masih dipegang oleh Pulau Jawa, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

“Itu sudah banyak destinasi di situ yang juga menjadi [tumpuan] peningkatan pertumbuhan, dan pergerakannya juga cukup tinggi,” ungkapnya.

Selain Pulau Jawa, Bali, dan Bangka Belitung; Pulau Sumatra juga menjadi target kunjungan wisatawan meskipun tidak signifikan pergerakanannya.

Saat ini, PHRI memproyeksikan kenaikan okupansi hotel pada 2023 sebesar 5%. Menurut Maulana, proyeksi tersebut dilakukan lantaran sudah tidak ada lagi pembatasan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Karena 2022 itu kan okupansi hotel sudah meningkat 3% dibandingkan dengan 2019. Nah dengan tidak ada lagi pembatasan PPKM, kami berharap pada 2023 itu pertumbuhan okupansi bisa mencapai 5%,” ujar dia.

Tingkat okupansi hotel dan kunjungan wisman Januari 2023. (Sumber: BPS)


Sebelumnya, Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia mengungkapkan hingga kuartal I-2023, Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dalam hal kedatangan wisatawan internasional. Hal tersebut berdampak langsung terhadap pemulihan industri properti subsektor perhotelan.

Pada dua bulan pertama tahun ini, lebih dari 243.000 turis asing melakukan kunjungan ke Jakarta, naik delapan kali lipat dibandingkan dengan dua bulan pertama 2022, dan naik 65% dibandingkan dengan dua bulan pertama 2019.

“Bersamaan dengan tren positif ini, sektor perhotelan telah menunjukkan kinerja yang kuat, dengan peningkatan tingkat hunian dan pendapatan per kamar yang tersedia. Hal ini menciptakan lingkungan investasi yang menguntungkan, karena investor terus menyadari potensi jangka panjang dari industri pariwisata Indonesia,” kata Julien Naourim Senior Vice President, Investment Sales Asia, JLL Hotels & Hospitality Group.

JLL memprediksi investasi sektor properti perhotelan di Indonesia pada 2023 menembus US$300 juta atau setara R4,5 triliun (asumsi Rp 14.900/US$).

Sumber modal swasta akan mendominasi aksi akuisisi hotel di Indonesia pada kuartal mendatang dan preferensinya adalah aset defensif yang dapat berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan pelestarian kekayaan, terutama di tengah risiko ekonomi makro dan tantangan inflasi global.

“Kami memperkirakan Indonesia akan mencatat total volume investasi hotel sebesar US$300 juta untuk setahun penuh pada 2023,” jelas mereka.

Dari segi klasemen, hotel-hotel mewah di Jakarta terus mencatat pemulihan dalam hal pendapatan per ketersediaan kamar atau revenue per available room (RevPAR), didorong oleh rerata tarif harian atau average daily rate (ADR) yang lebih tinggi dan meningkatnya okupansi kamar oleh wisman di Ibu Kota. 

Sekadar catatan, Jakarta tercatat memiliki 58.150 kamar hotel yang ada pada kuartal I-2023. Hanya ada satu hotel baru yang dibuka, yaitu Citihub Hotel @ Kelapa Gading dengan 45 kunci kamar. Tambahan sebanyak 1.802 kamar diharapkan memasuki pasar Jakarta pada 2025 dengan kedatangan jenama-jenama seperti Indigo, Pan Pacific, Movenpick dan Parkroyal.

Di Bali, sementara itu, sebanyak 655.535 turis asing tercatat mengunjungi Pulau Dewata pada Januari–Februari 2023, atau setara dengan 73% realisasi kunjungan pada periode yang sama 2019 alias sebelum pandemi.

(ibn/wdh)

No more pages