Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Analis dalam konsensus Bloomberg memasang sikap bullish terhadap Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, usai membukukan kinerja keuangan kuartal III-2024.

Berdasarkan konsensus yang dihimpun Bloomberg per hari ini, Rabu (29/10/2024), mayoritas atau sebanyak 24 analis merekomendasikan buy saham MTEL. Tidak ada yang merekomendasikan sell, sementara hanya 2 analis merekomendasikan hold.

Secara kumulatif, target harga saham MTEL hingga 12 bulan ke depan dipatok mencapai level Rp839/saham.

Salah satu analis yang memasang sikap bullish adalah, Henry Tedja dari Mandiri Sekuritas yang memasang target Rp1.000/saham.

Target paling optimis selanjutnya berasal dari analis JP Morgan Ranjan X Sharma mencapai sebesar Rp955/saham.

Mitratel sendiri membukukan laba bersih sebesar Rp1,52 triliun hingga akhir kuartal 3 2024. Angka ini tumbuh 7,14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp1,43 triliun.

Sejalan dengan itu, total pendapatan entitas Grup Telkom tersebut juga naik 8,69% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp6,81 triliun, didorong oleh pendapatan segmen bisnis utama sewa menara telekomunikasi sebesar Rp6,81 triliun.

Pertumbuhan tersebut juga sejalan dengan peningkatan kinerja operasional, dengan peningkatan jumlah menara, fiber optik, kolokasi dan penyewa (tenant). Angka tenancy ratio pun ikut membaik menjadi 1,51x jika dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama sebesar 1,50x.

Itu menunjukkan perseroan mampu mengoptimalkan aset dan berhasil menyeimbangkan antara kebutuhan ekspansi dengan jumlah penyewa. Hingga akhir kuartal 3 tahun ini, MTEL juga memiliki 39.259 menara, atau naik 5,8% yoy.

Sementara, total aset fiber optik mencapai 39.714 kilometer (km), atau 36,7% lebih panjang dibandingkan tahun lalu. Seiring pertumbuhan aset, jumlah penyewa pun meningkat 6,7% menjadi 59.431 tenant dan kolokasi juga naik 8,4%. 

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dalam siaran resminya menjelaskanm pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan didorong oleh adanya peningkatan alat produksi terutama pada pendapatan bisnis penyewaan menara, tumbuh 8,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Bisnis fiber optik membukukan pertumbuhan pendapatan 89,5% pada kurun waktu yang sama.

Mitratel baru menggarap bisnis fiber optik terhitung sejak tahun 2022. Perseroan terus memacu pertumbuhan segmen bisnis ini, baik secara organik maupun anorganik dengan melakukan serangkaian akuisisi aset. 

Kini, secara perlahan, bisnis fiber optik telah menjadi sumber pendapatan baru yang menjanjikan. “Meski baru berkontribusi 4% dari total pendapatan, bisnis fiber optik terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. 

"Ke depan, kami fokus mengembangkan bisnis ini, selain tetap meningkatkan market share di bisnis menara dan memacu penerapan teknologi mutakhir di seluruh lini bisnis,” jelas Teddy, sapaan akrab Theodorus.

(ibn/dhf)

No more pages