Logo Bloomberg Technoz

Apindo Soal Manufaktur RI Kian Kontraksi: Tak Ada Solusi Instan

Pramesti Regita Cindy
02 September 2024 13:00

Astra Honda Motor (AHM). (Dok. astra-honda.com)
Astra Honda Motor (AHM). (Dok. astra-honda.com)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyatakan bahwa penurunan indeks manufaktur Indonesia disebabkan oleh lemahnya permintaan pasar, baik domestik maupun ekspor, serta gangguan pasokan. Dia pun menilai tidak ada solusi instan untuk mengatasi pemburukan kinerja industri domestik.

Dalam laporan terbaru S&P Global, tercatat bahwa Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia pada Agustus 2024 berada di posisi 48,9, kian merosot dari bulan sebelumnya di level 49,3.

"Dalam laporan PMI terakhir, kami melihat ada isu di mana kinerja pasar domestik dan ekspor turun, sementara inflasi beban usaha masih terjadi dan banyak yang mengalami kendala hambatan pasokan [impor bahan baku/penolong], sehingga kinerja PMI masuk ke zona kontraksi," jelas Shinta ketika dihubungi, Senin (2/9/2024).

Perlu kami tekankan; tidak ada 'magic solution' apa pun untuk memperkuat daya saing industri manufaktur nasional yang membutuhkan perubahan ekosistem kebijakan di sektor manufaktur nasional secara holistik.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani

Untuk diketahui, PMI di bawah ambang 50 menandakan adanya kontraksi terhadap kinerja manufaktur suatu negara.

3 Langkah Strategis

Bloomberg Billionaires Index Indonesia