Logo Bloomberg Technoz

Sulit Gaet Investor, Quo Vadis Ambisi Gasifikasi Batu Bara?

Wike Dita Herlinda
14 April 2023 12:05

Pekerja memeriksa batu bara di tambang batu bara terbuka PT Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Kamis (7/7/2011). (Dadang Tri/Bloomberg)
Pekerja memeriksa batu bara di tambang batu bara terbuka PT Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Kamis (7/7/2011). (Dadang Tri/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Ambisi pemerintah untuk menggawangi gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di dalam negeri tersendat di persimpangan. Banyak kalangan mempertanyakan kelanjutan megaproyek tersebut, setelah ditinggal hengkang sang investor; Air Products & Chemical Inc (APCI).

Kini pemerintah pun dikejar waktu untuk mencari pemodal pengganti bagi proyek yang dimotori oleh PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan PT Pertamina (Persero) itu. Lantas, seberapa realistis proyek ambisius penghiliran batu bara tersebut terealisasi?

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan menyinggung bahwa proyek gasifikasi batu bara dapat mengurangi beban subsidi energi untuk liquified petroleum gas (LPG) senilai Rp7 triliun per tahun.

Proyek strategis nasional (PSN) itu sejatinya direncanakan selama 20 tahun di wilayah Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) yang berada di mulut tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatra Selatan. BACBIE akan berada di lokasi yang sama dengan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8.

Dengan mendatangkan investasi asing dari APCI senilai US$2,1 miliar atau setara Rp30 triliun, proyek itu digadang-gadang sanggup memenuhi kebutuhan 500 ribu ton urea per tahun, 400 ribu ton DME per tahun, dan 450 ribu ton polipropilen per tahun.