Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Emiten konglomerat Theodore Permadi Rachmat (TP Rachmat), PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), membukukan laba bersih sebesar Rp966,3 miliar sepanjang semester I-2024. Angka ini naik 105,69% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Rp469,8 miliar.

Sejalan dengan kenaikan laba, TAPG juga membukukan kenaikan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar 8,07% menjadi Rp4,08 triliun dibandingkan periode semester I-2023 yang sebesar Rp3,77 triliun.

Secara terperinci, kenaikan pendapatan tersebut dikontribusikan oleh produk kelapa sawit dan turunannya yang tercatat sebesar Rp4,06 triliun, sebagai produk andalan utama perseroan. Kemudian, sisanya berasal dari produk karet dan turunnya sebesar Rp15,56 miliar.

Meski pendapatan naik, TAPG juga mampu menekan beban pokok penjualan yang turun 5,47% menjadi Rp2,82 triliun dari sebelumnya di Rp2,98 triliun.

Alhasil, laba bruto tercatat menjadi sebesar Rp1,25 triliun, yang juga masih lebih tinggi dari posisi sebelumnya yang sebesar Rp787,1 miliar.

Selain itu, TAPG juga berhasil membalikkan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis menjadi surplus sebesar Rp37,58 miliar dari sebelumnya yang rugi Rp51,15 miliar.

Beban penjualan dan pemasaran tercatat tak mengalami perubahan signifikan yakni sebesar Rp135 miliar. Begitu juga dengan beban umum dan administrasi yang sebesar Rp261,1 miliar.

TAPG juga mencatat kenaikan hasil bagian laba dari usaha ventura bersama menjadi Rp334,3 miliar dari sebelumnya yang hanya Rp234,2 miliar.

Alhasil, perusahaan berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp  Rp966,3 miliar, melesat 105,69% secara tahunan. Ini juga menyebabkan laba per saham dasar naik menjadi di posisi Rp49 dari sebelumnya, Rp24.

Sementara itu, total aset hingga akhir Juni 2024 tercatat sebesar Rp13,21 triliun, tak berbeda jauh dari posisi akhir Desember 2023 yang sebesar Rp13,86 triliun. Total liabilitas dan ekuitas masing-masing tercatat sebesar Rp2,75 triliun dan Rp10,46 triliun.

(ibn/dhf)

No more pages