Logo Bloomberg Technoz

Manuver Luhut Lobi AS demi Muluskan Nikel RI & Tak Dianaktirikan

Wike Dita Herlinda
10 April 2023 15:35

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Al Drago/Bloomberg)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Al Drago/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Indonesia mendesak kerja sama perdagangan bebas terbatas dengan Amerika Serikat (AS), guna menghindari nikel RI dikecualikan dari daftar penerima insentif fiskal dalam kerangka UU Pengurangan Inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) of 2022.

Dalam beberapa pekan ke depan, Washington berencana melansir pedoman kredit pajak bagi produsen baterai dan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di bawah payung IRA. 

Regulasi tersebut memaktub soal pemberian insentif untuk pengembangan teknologi berbasis energi bersih, dengan nilai US$ 370 miliar. Sayangnya, Negeri Paman Sam ‘mengucilkan’ nikel –selaku mineral kritis (critical mineral) asal Indonesia– dari paket subsidi bagi bahan baku baterai dan kendaraan elektrik itu.

Penyebabnya, baterai KBLBB yang mengandung bahan baku dari Indonesia dinilai tidak memenuhi syarat untuk kredit pajak IRA secara penuh lantaran RI belum meneken kerja sama perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) dengan AS. 

Di samping itu, AS menilai industri nikel di Tanah Air didominasi oleh perusahaan China.

Kalau dia [AS] enggak mau, ya mau diapain? Namun, yang rugi Amerika juga nanti. [Untuk itu,] saya kira akan ada limited FTA dengan kita [Indonesia].

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi