Logo Bloomberg Technoz

BEI Akui Jam Perdagangan Baru Belum 'Direct' Tingkatkan Transaksi

Tara Marchelin
04 April 2023 18:59

Karyawan dengan latar layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (9/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Karyawan dengan latar layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (9/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai transaksi harian pasar modal Indonesia terpantau masih sepi. Hal ini belum menggambarkan harapan banyak pelaku pasar bahwa jam perdagangan yang kembali pulih ke sebelum pandemi Covid-19, akan meningkatkan nilai transaksi.

Pada dua hari awal bulan April, bertepatan dengan penerapan jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi perdagangan masih di bawah Rp 10 triliun. Hari ini rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) Rp 8,5 triliun. Sedangkan pada Senin nilainya mencapai Rp 8,3 triliun.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, mengaku hal tersebut. Berdasarkan data, hingga akhir Maret 2023 penurunan RNTH tercatat sebesar 31%, atau berada pada level Rp 10,1 triliun. Bandingkan dengan RNTH per akhir 2022, Rp 14,7 triliun.

“Dampaknya [normalisasi jam perdagangan] memang tidak langsung. Kita harapkan ada pertumbuhan RNTH," ucap Jeffrey Hendrik.

Ia menambahkan, secara umum perubahan jam perdagangan tidak serta merta membawa transaksi harian di pasar modal menjadi meningkat. Namun terdapat kecenderungan, bahwa transaksi mencatatkan nilai besar pada awal dan akhir perdagangan di masa sebelum normalisasi.