Logo Bloomberg Technoz

Industri Pelayaran Putar Otak Berkelit dari Teror Harga Minyak

Rezha Hadyan
04 April 2023 16:00

Ilustrasi: Kapal ekspor di galangan kapal IPC Car Terminal di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia. (Dok. Dimas Ardian/ Bloomberg)
Ilustrasi: Kapal ekspor di galangan kapal IPC Car Terminal di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia. (Dok. Dimas Ardian/ Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pelaku industri sektor logistik, khususnya pelayaran, bersiap melakukan efisiensi ketat guna menghadapi dampak memukul dari anomali harga minyak dunia.  

Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto menjelaskan kenaikan harga minyak dunia telak akan mengerek biaya operasional kapal, mengingat bahan bakar minyak (BBM) merupakan komponen terbesar dalam struktur biaya kapal. 

Bahan bakar dalam bisnis pelayaran mencakup 70% dari total biaya operasional kapal. Dengan demikian, perusahaan pelayaran senantiasa mengawasi konsumsi BBM secara ketat agar tidak terjadi pemborosan. 

“Kenaikan harga minyak dunia ini di luar kendali para pelaku usaha pelayaran nasional. Dengan demikian, upaya yang mungkin dilakukan pengusaha pelayaran nasional hanyalah melakukan cost recovery [pengembalian biaya operasional] dengan pengguna jasa,” ujar Carmelita kepada Bloomberg Technoz, Selasa (4/4/2023). 

Namun, jelasnya, strategi tersebut hanya bisa dilakukan jika di dalam kontrak kerja sama terdapat klausul eskalasi bunker (bunker excalation clause) atau biaya tambahan bahan bakar (fuel surchagre) untuk penyesuaian dengan harga minyak dunia yang tengah melambung.