Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Banyak masyarakat berstigma bahwa olahraga menjadi penyebab pemicu serangan jantung.

Kesalahpahaman ini banyak berkaca dari kasus-kasus atlet meninggal saat melakukan aktivitas olahraga. 

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah sekaligus Ahli Ilmu Faal Olahraga Siloam Hospitals Lippp Village Vito Damay berikan penegasan seperti ini.

“Lah kok ada aja tuh yang lagi maraton tiba-tiba habis jatuh terus gak lama meninggal. Yang pertama dia belum tentu serangan jantung, itu dia secara umum namanya henti jantung lho, yang belum tentu serangan jantung,” tegas Vito dalam gelar wicara daring Kementerian Kesehatan bertajuk "FOMO Olahraga, Boleh. Asal Perhatikan Kondisi Jantungmu!".

Ia mengatakan tak semua henti jantung sama dengan serangan jantung.

Dokter Vito menjelaskan henti jantung secara tiba-tiba dapat pula dari kelainan struktur jantung sejak lahir yang berdampak pada kelainan irama jantung sehingga bukan karena penebalan dinding jatuh akibat pola atau gaya hidup yang tak sehat.

Sedangan serangan jantung biasanya terjadi pada pola hidup seseorang dan faktor risiko. Adanya hiperteansi, kolesterol tinggi, tak pernah berolahraga.

"Jadi itu adalah kelainan struktur jantung yang bukan karena pola hidup. Bisa saja atlet yang jatuh kemudian meninggal itu memiliki kondisi kelainan struktur jantung sejak lahir atau dia memang mengalami penebalan dinding jantung, tapi nggak pernah pemeriksaan lebih lanjut,” imbuhnya.  

Oleh karena itu, Dokter Vito mengingatkan kepada atlet dan masyarakat yang gemar berolahraga agar dilakukan pemeriksaan jantung sebelum melakukan olahraga dalam intensitas berat seperti pertandingan.

"Memang sekarang ada wacana untuk atlet yang profesional seharusnya diperiksakan pemeriksaan jantung yang bukan standar seperti pada orang pada umumnya, tapi diperiksakan yang lebih advance, misalkan ekokardiografi atau USG jantung,” ujarnya. 

Sedangkan untuk orang yang sudah merasakan gejala seperti keringat dingin, mual, muntah untuk tak mengganggap enteng hal tersebut.

"Untuk tak memaksakan diri melanjutkan olahraga lagi dan segera memeriksa diri ke dokter atau rs terdekat, karenan penangan lebih awal bisa ditangani dengan tepat,"pungkasnya.

(dec/spt)

No more pages