Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai pelepasan saham oleh investor asing mengalami lonjakan jadi Rp4,81 triliun sepanjang pekan ini, menutup perdagangan di bulan Mei 2024. Sepanjang pekan Bursa relatif melambat dengan memulai di level 7.222,38 kemudian ambles hingga 3,48%.
Berdasarkan catatan bursa pada pekan sebelumnya net sell investor asing hanya berkisar di level Rp1,39 triliun. Artinya terjadi kenaikan aksi jual 245% dalam sepekan. Di sisi lain investor dalam negeri mencatat net buy Rp5,18 triliun.
Investor asing pada perdagangan harian terakhir, Jumat (31/5/2024) mencatatkan arus jual bersih (net sell) Rp66,58 miliar.
Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) bertahan di level Rp11.825 triliun, tergerus Rp538 triliun (4,35%) dibandingkan pekan sebelumnya. Total nilai transaksi sepanjang 27–31 Mei Rp90,6 triliun dengan volume akumulasi 103,64 miliar saham.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan hasil akhir 6.970,73 sekaligus terlempar dari level 7.000an. Hal ini diikuti oleh aksi jual saham bersih investor asing (nett foreign) sekitar Rp4,81 triliun.

Pasar saham lokal pekan ini berkinerja buruk salah satu didorong oleh saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang menyentuh auto rejection bawah (ARB) selama tiga hari berturut-turut. Pada hari Jumat BREN menjadi kontributor terbesar buruknya kinerja IHSG (117,8 poin) dengan penurunan 26,89%. Kapitalisasi BREN drop di kisaran Rp129 triliun.
Perusahaan milik Prajogo Pangestu itu masuk dalam urutan pertama top laggards dengan laju pengurangan 35,28 poin (9,8%). Meski demikian BREN masih menduduki kapitalisasi pasar terbesar kedua di bawah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp1.129 triliun hingga kemarin, yaitu Rp1.100 triliun.
Sentimen negatif lain berasal dari pernyataan dari pejabat tinggi Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang bersitegas bersikap Hawkish, mencermati tingkat inflasi yang masih tinggi. Periode ini memang menantang efek kenaikan imbal hasil US Treasury, surat utang Pemerintah Amerika Serikat, melonjak melesat indikasi kejatuhan harga di mana yield UST-10Y sempat menguat ke 4,614%% dan tenor 2Y menyentuh 4,975% semakin mendekati 5% lagi.
(fik/wep)