Logo Bloomberg Technoz

Dolar AS Bangkit Lagi, Awas Rupiah Bisa Lampaui Rp16.200/US$

Tim Riset Bloomberg Technoz
30 May 2024 07:40

Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)
Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah masih akan menghadapi hari yang berat dalam perdagangan di pasar spot hari ini, Kamis (30/5/2025), sejurus dengan sentimen global yang masih buruk menyusul lonjakan imbal hasil Treasury, surat utang Amerika Serikat (AS) yang berlanjut.

Indeks dolar AS kembali merangkak naik dan pagi ini bertahan lebih kuat di 105,13 setelah semalam ditutup menguat 0,49%. Itu adalah level tertinggi dalam dua pekan terakhir. Lonjakan imbal hasil Treasury berlanjut pasca penjualan obligasi AS tenor 7Y mencatat permintaan yang lemah.

Hal itu memicu kekhawatiran bahwa pendanaan defisit AS akan semakin menaikkan imbal hasil di kala suku bunga Federal Reserve sepertinya belum akan turun dalam waktu dekat. Yield Treasury di semua kurva bangkit di mana UST-10Y kini ada di 4,614%. Tenor pendek 2Y semakin mendekati 5%, kini di 4,975%. 

Sinyal dari pasar obligasi itu memukul indeks saham di Wall Street di mana DJIA ditutup turun 1,06%, begitu juga S&P 500 tergerus dan Nasdaq ke level terlemah sejak 1 Mei.

Sentimen yang memburuk di AS menular ke Asia dan akan membebani pasar Indonesia juga. Pagi ini, mata uang Asia sudah bergerak melemah dipimpin oleh won Korea Selatan yang dibuka anjlok 0,67%, ketika bursa saham di Negeri Ginseng itu melemah. Yen Jepang juga melemah menyusul Nikkei yang tergerus 1,75%.