Bloomberg Technoz, Jakarta - Emiten properti PT Sentul City Tbk (BKSL) akan melakukan penawaran umum terbatas Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan target perolehan dana sebesar Rp 5,03 triliun.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (19/1/2023), perusahaan menawarkan 100.625.341.623 miliar saham seri D dengan harga pelaksanaan Rp 50/lembar saham. Harga nomimal juga sebesar Rp 50/lembar saham.
Pasca rights issue, saham Sentul City yang terdaftar di bursa akan bertambah 60% dari 67,08 miliar saham menjadi 167,7 miliar saham. Bagi pemegang dua lembar saham lama berhak menyerap tiga saham baru HMETD, dan setiap satu HMETD kemudian berhak juga atas satu saham baru. Bagi pemegang saham yang tidak menggunakan HMETD, kepemilikan sahamnya akan terdilusi maksimal 60%.
PT Sakti Generasi Perdana, sebagai pemegang saham utama BKSL, dalam aksi korporasi ini bertidak sebagai standby buyer. Artinya jika masih terdapat sisa saham yang tidak terserap oleh pemegang saham lama maka perusahaan akan mengambil sebanyak-banyaknya 47.617.785.504 lembar saham. Ini setera dengan 47,32% dari sisa saham dengan harga pelaksanaan yang sama.
Sakti Generasi Perdana juga akan melaksanakan HMETD sebanyak 53.007.556.119 saham atau sekitar 52,68% dari jumlah penawaran, dengan dana yang digelontorkan sebanyak Rp 2,65 triliun.
Jika seluruh saham rights issue terserap pemegang saham lama, maka Sakti Generasi Perdana tetap menjadi pemegang saham pengendali dengan persentase kepemilkan 52,68% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. Jumlah ini naik dari posisi sebelum rights issue, yaitu 21,07%. Sedangkan jika seluruh pemegang saham tidak menyerap penerbitan saham baru tersebut maka porsi Sakti Generasi Perdana melambung jadi 81,07%.
Hasil perolehan dana rights issue Sentul City sebesar Rp 916,354 miliar digunakan untuk pembayaran utang ke PT Bintang Harapan Desa, PT Daya Kharisma Nusantara, Golden Capital Foundation Ltd, PT Fajar Abadi Masindo, PT Alam Raya Hijau, dan Queen Bridge Investment Ltd.
Sebesar Rp 3,31 triliun akan digunakan untuk ekspansi dan pengembangan usaha, pembelian lahan baru strategis yang dapat meningkatkan nilai tambah perusahaan. Sementara sisanya untuk pembangunan proyek baru, biaya pemasaran, utang pajak, serta gaji karyawan.
Rencananya, perdagangan HMETD akan dimulai pada 2 Februari 2023 sampai 15 Februari 2023 dan penjatahan akan dilakukan pada 20 Februari 2023.
(tar/wep)