Bloomberg Technoz, Jakarta - Capaian kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal 1-2024 melesat, melampaui perkiraan pasar sebesar 5,11%, berkat kinerja konsumsi rumah tangga dan pemerintah yang menguat seiring dengan puncak belanja masyarakat di musim perayaan Ramadan dan Lebaran.
"Penyumbang utama pertumbuhan ekonomi kuartal 1 dari sisi produksi adalah industri pengolahan dan konstruksi. Sedang dari sisi pengeluaran, penyumbang utama adalah konsumsi rumah tangga dan PMTB [investasi]," kata Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers di Jakarta, siang hari ini, Senin (6/5/2024).
Berdasarkan pulau, beberapa daerah mencatat pertumbuhan ekonomi tinggi di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, pulau-pulau yang selama ini menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional yaitu Jawa, Sumatra dan Kalimantan, hanya membukukan pertumbuhan ekonomi di bawah angka nasional dan melambat dibanding kuartal sebelumnya.
"Kelompok provinsi Jawa dan Sumatra mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi dengan kenaikan masing-masing 4,84% dan 4,24% year-on-year," kata Amalia.
Pada kuartal IV-2023, dua pulau tersebut mencatat pertumbuhan ekonomi 2,96% dan 0,98%.
Sedangkan Pulau Maluku dan Papua mencatat pertumbuhan ekonomi terbesar pada kuartal 1-2024 sebesar 12,15%, disusul Sulawesi yang tumbuh 6,35% dan Kalimantan 6,17% dan Pulau Bali dan Nusa Tenggara yang tumbuh 5,07%.
"Pertumbuhan tinggi di Pulau Maluku dan Papua hingga double digit, didorong oleh aktivitas ekonomi di Papua dengam sumber pertumbuhan didorong oleh pertambangan dan penggalian," jelas Amalia.
Sementara Pulau Sulawesi didorong oleh aktivitas industri pengolahan, pertambangan dan konstruksi seperti ditunjukkan oleh provinsi Sulawesi Tengah.
Perekonomian Indonesia masih didominasi oleh Pulau Jawa dengan peranan terhadap Produk Domestik Bruto mencapai 57,7%, disusul oleh Sumatra dengan peranan 21,85% dan Kalimantan 8,19%.
Terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal 1-2024, sumbangan terbesar masih diberikan oleh Pulau Jawa dengan kontribusi 2,86%, disusul oleh Sumatra 0,88% dan Kalimantan 0,42%.
(rui)