Logo Bloomberg Technoz

Gejolak Perbankan Bisa Jatuhkan Amerika ke dalam Resesi

Ruisa Khoiriyah
27 March 2023 11:20

Ilustasi Bursa Saham Amerika Serikat (doc Bloomberg)
Ilustasi Bursa Saham Amerika Serikat (doc Bloomberg)

Bloomberg Technoz, JakartaSerial kejatuhan bank di Amerika maupun Eropa membuat kecemasan para pemodal di seluruh dunia enggan mereda. Ada ketakutan besar bahwa kejatuhan 3 bank di AS dan krisis bank besar Eropa Credit Suisse, adalah puncak dari gunung es yang bisa menyeret sektor keuangan ke situasi lebih runyam bahkan berisiko memicu krisis keuangan berskala lebih besar. 

Kejatuhan harga saham bank besar asal Jerman Deutsche Bank pekan lalu telah membuat pemodal di seluruh dunia kembali menciut nyalinya. Nyali para pemodal juga semakin kempis menyusul meningkatnya kekhawatiran bahwa Amerika bakal jatuh ke dalam resesi. 

Ketakutan itulah yang menular ke pasar domestik membuka pekan ini. Terindikasi dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan Senin dengan kehilangan 44 poin ke level 6.732,46 pada pukul 10:4 WIB. Nilai tukar rupiah juga melemah dari penguatan pekan lalu ke kisaran Rp 15.173, hari ini.

Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari mengatakan gejolak yang terjadi di sektor perbankan negeri itu baru-baru ini telah mengerek risiko resesi Amerika. Akan tetapi, masih terlalu dini untuk menilai apa artinya bagi ekonomi dan kebijakan moneter. 

Ketika ditanya dalam program CBS “Face The Nation” apakah ketegangan yang terjadi belakangan ini bisa membawa Amerika jatuh dalam resesi, Kashkari menjawab. “Itu pasti membawa kita lebih dekat [ke resesi].”