Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Masih Bisa Menguat, Meski Jalannya Agak Berat

Ruisa Khoiriyah
27 March 2023 10:43

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah membuka pekan dengan sedikit melemah sejalan dengan tekanan yang juga terjadi di pasar saham domestik. Pairing USD/IDR diperdagangkan di Rp 15.183/US$, mengantarkan nilai tukar rupiah melemah 28 poin dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu. 

Mata uang Garuda sempat melesat hingga ke kisaran Rp 15.100 per dolar AS pekan lalu terungkit aksi borong obligasi oleh pemodal asing menyusul turbulensi sektor perbankan di pasar-pasar negara maju yang tidak juga mereda.

Tingkat imbal hasil atau yield Surat Utang Negara (SUN) yang menjadi salah satu indikasi naik turunnya minat investasi pemodal di aset berdenominasi rupiah, tercatat terus menurun di level 6,79% pada pukul 9:26 WIB, Senin (27/3/2023). Penurunan yield itu menandakan ada banyak aksi pembelian obligasi negara yang mengerek harga SUN. Pergerakan yield obligasi dan harga selalu berlawanan. 

Pekan ini pemerintah juga akan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (28/3/2023) dengan target indikatif Rp 20 triliun. Berkaca dari gelar obligasi negara syariah pekan lalu, ada peluang lelang SUN esok hari akan banyak diminati para investor termasuk pemodal asing.

Sejak awal tahun hingga 21 Maret, pemodal asing sudah memborong Surat Berharga Negara (SBN) apakah itu SUN atau SBSN sebesar Rp 42 triliun, berdasarkan data setelmen seperti dilaporkan oleh Bank Indonesia akhir pekan lalu. 

Analisis teknikal USD/IDR, rupiah masih berpeluang melanjutkan penguatan ke level Rp 15.140 per dolar AS (Bloomberg Technoz)