Logo Bloomberg Technoz

Dr Prommin mengatakan bahwa pemerintah siap untuk mengatasi masuknya pengungsi yang melarikan diri dari pertempuran di Myanmar, dan menambahkan bahwa prosedur-prosedur telah tersedia dan akan dimodifikasi sesuai dengan tuntutan situasi yang berkembang. Dia juga menggemakan peringatan pemerintah bahwa setiap limpahan konflik tidak dapat diterima.

Parnpree mengatakan pada Senin bahwa komite tersebut akan bertemu pada Selasa sebelum rapat kabinet mingguan, dan ia akan memeriksa situasi di distrik Mae Sot di Tak pada sore hari.

Ia mengatakan tidak perlu membuka lebih banyak tempat penampungan sementara bagi para pengungsi karena rencana saat ini sudah cukup efektif menangani situasi tersebut.

Sekitar 3.000 orang melarikan diri dari Myawaddy ke Mae Sot pada akhir pekan lalu untuk menghindari konflik yang meningkat. Sekitar 2.000 orang dari jumlah tersebut kembali ke Myawaddy pada Senin.

Pusat komando di Tak mengatakan bahwa dua tempat penampungan sementara telah dibuka di Mae Sot dan satu lagi di distrik Umphang. Pada Senin siang, jumlah pengungsi di Mae Sot mencapai 1.142 orang dan 77 orang di distrik Umphang, Tak.

Menteri Kesehatan Masyarakat Cholnan Srikaew, yang mengunjungi Rumah Sakit Mae Sot pada Senin, mengatakan bahwa enam rumah sakit di Tak telah dipersiapkan untuk menghadapi situasi darurat menyusul eskalasi konflik.

Dia mengatakan Rumah Sakit Mae Sot mengaktifkan tanggap darurat setelah 22 orang dilarikan ke sana pada Sabtu malam.

Dr Cholnan mengatakan bahwa total 41 orang yang terluka membutuhkan operasi, dan mereka akan ditempatkan di bawah pengawasan badan-badan keamanan setelah dipulangkan.

Pasukan Myanmar mengirimkan pesawat untuk mengebom beberapa lokasi yang direbut oleh para pejuang pemberontak, termasuk batalyon ke-275, yang berjarak sekitar 3 km dari perbatasan, pada Minggu malam.

Pasukan pemberontak dilaporkan telah membakar beberapa gedung perkantoran dan merebut gedung imigrasi dan bea cukai di jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-1 dan ke-2. Pos-pos pemeriksaan ditutup pada Senin oleh pasukan pemberontak.

Sebuah sumber keamanan mengatakan pada Senin bahwa perubahan aliansi oleh Pasukan Penjaga Perbatasan (BGF) di bawah pimpinan Kolonel Saw Chit Thu, yang pada awalnya bersekutu dengan junta, menyebabkan kekhawatiran di kalangan militer Myanmar.

BGF, yang mengubah dirinya menjadi Tentara Nasional Karen (KNA), memiliki 7.000 pejuang, dan di antara persenjataannya termasuk roket anti-tank dan pesawat tak berawak. Mereka dilaporkan telah meminta kelompok-kelompok pemberontak untuk memperjuangkan negara bagian Karen yang otonom.

Sementara itu, komite DPR untuk urusan militer mengatakan akan mengundang lembaga-lembaga terkait untuk menjelaskan langkah-langkah yang sedang dilakukan untuk membantu warga Thailand yang terkena dampak pertempuran.

Dalam update mingguan mengenai isu-isu internasional di sekitar Thailand pada minggu lalu, Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa Thailand sedang mempertimbangkan apakah akan menawarkan lebih banyak bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar.

Juru bicara kementerian Nikorndej Balankura mengatakan bahwa Thailand sangat mementingkan pemberian bantuan kemanusiaan kepada warga negara Myanmar yang terkena dampak pertempuran. Pemerintah juga akan mencari cara untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan dengan berkoordinasi dengan organisasi-organisasi internasional dan organisasi-organisasi sipil yang bekerja di sepanjang perbatasan selama krisis yang sedang berlangsung.

(red/ros)

No more pages