Logo Bloomberg Technoz

Putusan MK Sudah Beri Kepastian, Mengapa Rupiah Masih Loyo?

Tim Riset Bloomberg Technoz
23 April 2024 12:53

Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)
Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kepastian politik yang muncul dari keluarnya keputusan Mahkamah Konstitusi atas gugatan sengketa Pilpres kemarin, sepertinya tidak banyak berdampak pada nilai tukar rupiah. Rupiah spot sepanjang pagi hingga siang hari ini, Selasa (23/4/2024), bergeming di kisaran lemah Rp16.242/US$ bahkan sempat menyentuh level terlemah di Rp16.248/US$ pagi tadi.

Rupiah seperti acuh tak acuh merespon kepastian bahwa Prabowo Subianto menjadi presiden setelah Joko Widodo mengakhiri kekuasaannya pada Oktober nanti. Padahal, sebelumnya rupiah diprediksi bisa terperosok hingga ke level lebih lemah apabila sampai ada kejutan dari MK yang bisa memicu ketidakpastian baru bagi para investor.

Rupiah yang masih belum segera bangkit dari pelemahan kendati satu ketidakpastian pasar telah tutup buku, tidak bisa dilepaskan dari faktor utama yang menjadi penekan selama ini.

Pelemahan rupiah sejauh ini terutama karena faktor eksternal ketimbang domestik. Dolar Amerika Serikat (AS) yang merangsek semakin digdaya dengan indeks dolar AS sempat menyentuh 107 pekan lalu, masih menjadi faktor utama yang mengikis kekuatan rupiah. Harga dolar AS mahal di mana-mana, bukan hanya di Indonesia.

Pekan ini, para pelaku pasar global juga masih waspada jelang rilis data pertumbuhan ekonomi AS dan inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang akan mempengaruhi prospek kebijakan bunga The Fed ke depan.