Logo Bloomberg Technoz

Minyak Dunia Stabil Tinggi, Hulu Migas RI Gagal Unjuk Gigi

Dovana Hasiana
23 April 2024 12:10

Produksi gas lepas pantai Husky-CNOOC Madura Limited. (Dok: Perusahaan)
Produksi gas lepas pantai Husky-CNOOC Madura Limited. (Dok: Perusahaan)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan pengusaha hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia menilai harga minyak dunia yang relatif stabil pada level tinggi tidak serta-merta bisa menjadi momentum industri tersebut untuk meraup keuntungan.

Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan hal itu terjadi karena mayoritas lapangan migas di Indonesia sudah tua (mature field), di mana produksi secara natural sudah mengalami penurunan.  

Dengan kondisi tersebut, harga minyak yang tinggi tidak serta-merta membuat produksi di hulu meningkat, sebab Indonesia masih membutuhkan tambahan investasi dan teknologi untuk mendongkrak produksi.

“Harga minyak tinggi sejak 2022 karena perang Ukraina dan Rusia, tetapi produksi kita tetap turun. Memang tidak segampang memutar keran dan produksi meningkat. Semua butuh investasi dan waktu,” ujar Moshe saat dihubungi, Selasa (23/4/2024). 

Harga minyak Brent untuk penyelesaian Juni naik 0,1% menjadi US$87,10 per barel pada pukul 9:47 pagi di Singapura. West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni juga menguat 0,1% menjadi US$81,99 per barel.

Harga minyak sampai dengan 23 April 2024./dok. Bloomberg