Logo Bloomberg Technoz

Kenaikan nilai utang valas jangka pendek terutama karena naiknya posisi ULN bank sentral di bawah setahun yaitu mencapai US$6,82 miliar pada Februari, naik 7,2% dibanding bulan sebelumnya dan melonjak 610% year-on-year. Sementara posisi utang valas pemerintah dan swasta sama-sama lebih rendah baik secara bulanan maupun tahunan.

ULN jangka pendek pemerintah, misalnya, turun 23% year-on-year menjadi US$11,2 miliar. Sedangkan utang valas swasta juga turun 1,5% secara tahunan menjadi sebesar US$51,65 miliar.

Nilai utang valas jatuh tempo yang cukup besar itu perlu diwaspadai dengan kejatuhan nilai rupiah saat ini yang mengkhawatirkan. Permintaan dolar AS akan meningkat setiap mendekati jadwal jatuh tempo utang valas.

Tanpa pasokan valas yang memadai di pasar, permintaan yang meningkat akan membuat harga dolar AS semakin mahal karena diburu pelunasan utang baik terutama oleh swasta yang sejauh ini memiliki porsi utang valas tenor pendek terbesar.

Namun, Bank Indonesia menilai, sejauh ini posisi utang luar negeri RI masih aman bila melihat struktur utang yang lebih didominasi oleh utang valas jangka panjang.

"Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya yang tecermin dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,5%, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,9% dari total ULN," jelas Erwin Haryono, Asisten Gubernur Bank Indonesia dalam pernyataan resmi hari ini.

Dolar AS Mendominasi

Melihat jenis mata uang, struktur utang luar negeri Indonesia sampai hari ini masih didominasi oleh dolar AS dengan nilai mencapai US$269,97 miliar, atau 66,3% dari total ULN per akhir Februari.

Selain dolar AS, utang valas Indonesia juga didominasi oleh dolar Singapura dan yen Jepang masing-masing sebesar US$69,72 miliar dan US$20,9 miliar.

Nilai rupiah sudah tergerus lebih dari 5% sepanjang tahun ini terhadap dolar AS. Sedangkan terhadap yen Jepang, nilai rupiah telah menguat sekitar 3% tahun ini dan terhadap dolar Singapura, nilai rupiah telah melemah 2,3% sepanjang 2024 ini. Nilai rupiah mendekati Rp12.000 per dolar Singapura.

Beban utang valas yang besar membutuhkan kesiapan cadangan devisa yang memadai agar ketika terjadi lonjakan permintaan dolar AS di pasar, likuiditas valas cukup sehingga nilai tukar rupiah terjaga stabilitasnya.

Sejauh ini, posisi cadangan devisa RI memang masih di atas standar kecukupan internasional. Namun, perlu diwaspadai bahwa dalam tiga bulan saja, posisi cadangan devisa RI sudah terkuras sangat besar mencapai US$6 miliar terutama untuk mengintervensi nilai tukar rupiah yang menjadi bulan-bulanan dolar AS sejak awal tahun ini.

Penurunan nilai cadangan devisa sudah berlangsung sejak Januari dan memuncak pada Maret lalu, anjlok US$3,6 miliar yang menjadi penurunan bulanan terbesar sejak Mei 2023.

Meski Bank Indonesia menyebut posisi cadangan devisa Maret tersebut masih memadai, setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor; Namun, tren penurunan cadev yang kian besar patut diwaspadai.

Dalam pernyataannya hari ini di sela Sidang IMF World Bank di Washington DC, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, bank sentral masih bertahan untuk mengintervensi pasar agar nilai rupiah lebih stabil.

"Bank Indonesia akan terus memastikan stabilitas rupiah tetap terjaga melalui intervensi valas dan langkah-langkah lain yang diperlukan," kata Perry.

Perry bilang, perekonomian Indonesia termasuk salah satu negara berkembang yang kuat dalam menghadapi dampak rambatan global akibat ketidakpastian penurunan Fed Fund Rate (FFR) dan peningkatan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Hal ini ditopang oleh kebijakan moneter dan fiskal yang pruden dan terkoordinasi erat. Untuk memperkuat ketahahan eksternal dimaksud, komitmen kuat Bank Indonesia untuk stabilisasi nilai tukar menjadi bagian penting. 

(rui/aji)

No more pages