Logo Bloomberg Technoz

Saat ada kekhawatiran eskalasi bakal semakin tinggi, investor pun meninggalkan aset-aset berisiko dan beralih ke aset yang dinilai aman (safe haven). Emas menjadi salah satu aset pilihan pelaku pasar.

Namun kini sepertinya sentimen geopolitik itu sudah reda. Sejauh ini, belum terlihat adanya serangan balasan dari Israel. 

Teheran pun menegaskan masalah sudah selesai, karena serangan akhir pekan lalu adalah balasan dari hal serupa yang dilakukan Israel terhadap kantor Konsulat Iran di Damaskus (Suriah). Mata sudah dibalas mata.

“Pasar sedang dalam posisi jeda, menunggu perkembangan friksi Israel-Iran. Jika eskalasi naik lagi, maka kita bisa melihat harga emas akan kembali reli,” kata Jim Wyckoff, Analis Senior Kitco Metals, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang masih di area bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 75,7.

RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun perlu dicatat, RSI yang sudah di atas 70 juga menjadi sinyal sudah masuk zona jenuh beli (overbought).

Sementara indikator Stochastic RSI ada di 40,45. Ada di area jual (short), sehingga tekanan terhadap harga emas sepertinya masih tinggi.

Target support terdekat ada di US$ 2.343/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.271/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.414/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik menuju US$ 2.428/troy ons.

(aji)

No more pages