Logo Bloomberg Technoz

Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) mulai stabil setelah menyentuh titik tertinggi tahun ini pada perdagangan kemarin. Yen Jepang menguat usai terdepresiasi ke level terlemah sejak 1990. 

Pelemahan yen membuat pasar berspekulasi bahwa otoritas mungkin akan masuk ke pasar untuk melakukan stabilisasi.

Berbagai dinamika tersebut didorong oleh rilis data inflasi AS. Pada Maret, inflasi inti tercatat 0,4% dibandingkan Februari. Angka ini di atas konsensus pasar yang memperkirakan di 0,3%.

Sudah 3 bulan inflasi berada di atas ekspektasi pasar.

“Efek dari inflasi AS yang lebih ‘panas’ dari perkiraan berdampak ke berbagai kawasan hari ini. Faktor yang menahan pelemahan lebih jauh adalah depresiasi mata uang di negara-negara eksportir utama, yang mendukung kinerja ekspor,” kata Tony Sycamore, Analis di IG Australia Pty.

Investor kini memperkirakan The Fed hanya akan menurunkan suku bunga acuan 2 kali tahun ini, dimulai pada September mendatang. Ini kurang dari dot plot The Fed terbaru, yang mengindikasikan penurunan 3 kali sepanjang 2024. Pada awal tahun ini, bahkan pasar memperkirakan Federal Funds Rate bisa turun sampai 6 kali.

“The Fed belum selesai dalam memerangi inflasi, dan suku bunga akan tetap higher for longer. Kami bahkan memperkirakan The Fed tidak akan menurunkan suku bunga tahun ini,” papar Torsten Slok dari Apollo Global Management.

Lawrence ‘Larry’ Summers, mantan menteri keuangan AS, bahkan berani menyebut bahwa “arah suku bunga selanjutnya adalah naik dan bukan turun merupakan kemungkinan yang patut dipertimbangkan secara serius”. Kemungkinan ke arah sana adalah 15-25%, katanya dalam wawancara dengan David Westin di acara Wall Street Week yang disiarkan Bloomberg Television.

Sumber: Bloomberg

Di China, laju inflasi tahunan naik tipis pada Maret. Sementara inflasi industrial malah turun, memberi sinyal tekanan deflasi masih menjadi momok bagi pemulihan ekonomi.

Adapun ekspektasi inflasi di Australia naik tipis. Data yang akan dirilis hari ini di antaranya adalah perdagangan internasional Filipina. Pasar di Indonesia, Malaysia, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Bangladesh masih tutup.

Sedangkan harga minyak melanjutkan reli akibat friksi di Timur Tengah. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik lebih dari 1% kemarin setelah kabar AS dan sekutunya meyakini bahwa serangan misil atau pesawat tanpa awak (drone) oleh Iran ke Israel adalah hal yang tidak bisa terhindarkan.

(bbn)

No more pages