Logo Bloomberg Technoz

Aksi Jual Global Masih Kuat, Tekanan ke Rupiah Masih akan Hebat

Tim Riset Bloomberg Technoz
03 April 2024 07:50

Ilustrasi Rupiah dan dolar AS (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah dan dolar AS (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Setelah mengalami tekanan hebat dan nyaris menjebol level psikologis di Rp16.000/US$, pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika hari ini, Rabu (3/4/2024), sepertinya masih akan terbebani pelemahan meskipun indeks dolar AS telah sedikit turun dari level tertingginya dalam lima bulan.

Di pasar offshore, rupiah nondeliverable forward 1 bulan semalam ditutup sedikit menguat akan tetapi pagi ini terlihat bergerak kembali melemah ke kisaran Rp15.952/US$. Investor global sepertinya masih menjauhi aset-aset emerging market seperti rupiah di tengah tekanan jual yang melanda pasar surat utang global pasca keyakinan penurunan bunga The Fed terkikis data perekonomian AS yang kuat, memicu kekhawatiran kebangkitan inflasi di negeri itu.

Indeks dolar AS semalam ditutup sedikit turun 0,19% dan pagi ini bergerak sedikit ke 104,78. Sementara harga emas kembali memecahkan rekor baru di level US$2.281,15 akibat peningkatan ketegangan di Timur Tengah, Israel melancarkan serangan udara ke Kedutaan Besar Iran di Syria.

Sentimen pasar global terkait prospek penurunan bunga The Fed masih menjadi faktor utama yang membuat suram. Imbal hasil Treasury masih melanjutkan kenaikan di hampir semua tenor, di mana tenor 10Y kini sudah di 4,361%. Obligasi Eropa juga terpuruk, yield Bund, surat utang pemerintah Jerman juga ditutup naik sampai 10 bps ke 2,396% kemarin.

Sementara bursa saham AS dan Eropa juga dilanda aksi jual besar, Dow Jones tergerus 1%. Masing-masing S&P 500 dan Nasdaq tadi malam juga ditutup 0,72% dan 0,95%. Euro Stox juga ditutup merah, turun 0,81%. Indeks Nikkei pagi ini juga dibuka turun 1,04%, KOSPI Korea juga tergerus 1,13%.