Logo Bloomberg Technoz

BI Rate Bisa Naik ke 6,25% Bila Rupiah Jebol Rp16.000/US$

Tim Riset Bloomberg Technoz
02 April 2024 15:20

Ilustrasi Bank Indonesia (BI). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Bank Indonesia (BI). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kejatuhan nilai rupiah terhadap dolar AS hari ini, Selasa (2/4/2024) menjebol level terlemah sejak April 2020 silam hingga nyaris terperosok ke Rp16.000/US$, bisa mendesak Bank Indonesia (BI) menempuh langkah dramatis menaikkan BI rate sebesar 25 bps menjadi 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur yang dijadwalkan pada 23-24 April mendatang.

Menaikkan bunga acuan bukan hal yang tidak mungkin bagi BI bila rupiah terus tertekan menembus level psikologisnya di Rp16.000/US$ dalam waktu dekat. Bunga acuan yang lebih tinggi akan membawa yield obligasi naik dan bisa meredakan tekanan jual oleh pemodal asing yang menjatuhkan rupiah.

"Kami meyakini kenaikan bunga acuan bukanlah hal yang mustahil bagi BI. Kami belum merasakan bahwa bank sentral secara khusus mengkhawatirkan aktivitas ekonomi atau melihat adanya kebutuhan mendesak untuk menurunkan bunga," kata Brian Tan dan Audrey Ong, analis di Barclays Plc, seperti dilansir oleh Bloomberg News, Selasa hari ini.

Sikap BI yang lebih aktif, melalui kenaikan bunga acuan, akan membatasi risiko overshoot rupiah jangka pendek di atas level Rp16.000/US$. "Kami melihat bahwa momentum kenaikan USD/IDR telah menguat," kata analis.

Ketika rupiah tetap berada di kisaran Rp16.000/US$ dalam waktu dekat, BI bisa mempertimbangkan kenaikan bunga sebesar 25 bps menjadi 6,25% pada RDG akhir bulan ini.