Logo Bloomberg Technoz

Dolar Diburu untuk Bayar Dividen, Rupiah Bisa Jatuh Rp15.800/US$

Ruisa Khoiriyah
11 March 2024 10:50

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah berhasil mencetak kinerja mingguan positif pada pekan lalu dengan penguatan 0,7%, menguat ke posisi Rp15.590/US$ pada hari terakhir perdagangan kemarin.

Namun, bila menghitung dari posisi penutupan akhir tahun lalu di Rp15.397/US$, rupiah masih membukukan pelemahan 1,25% year-to-date. Pamor rupiah memasuki bulan ketiga tahun ini terlihat masih tertekan arus keluar modal asing yang semakin memuncak belakangan ini di mana pekan lalu investor asing mencatat posisi jual Rp13,61 triliun berdasarkan data yang dipublikasi oleh Bank Indonesia.

Dalam jangka pendek, rupiah diperkirakan akan cenderung melemah sebelum pasar surat utang (SBN) mampu bangkit lagi terdorong animo investor asing yang kembali masuk.

Beberapa analis asing memperkirakan rupiah berpotensi terperosok menuju Rp15.800/US$ pada kuartal II tahun ini tertekan kondisi neraca dagang yang mungkin berbalik defisit akibat lonjakan impor, yang terjadi bersamaan dengan jadwal pembayaran dividen para pemodal asing di bursa efek domestik.

Nilai surplus neraca dagang pada Januari lalu tergerus ke level terendah dalam enam bulan terakhir, akibat lonjakan impor barang konsumsi jelang kedatangan musim perayaan yaitu Ramadan pada Maret ini dan Idulfitri April nanti.