Logo Bloomberg Technoz

"Dalam jangka pendek, rupiah cenderung melemah akibat kinerja impor yang lebih tinggi jelang Ramadan juga konversi nilai ekspor yang rendah akibat penguatan dolar AS," kata Strategist Bank of America Claudio Piron dalam catatannya pada klien, seperti dilansir Bloomberg News, Senin (11/3/2024).

Rupiah berpotensi terperosok melemah ke Rp15.800 pada akhir kuartal II nanti karena lonjakan permintaan dolar AS (Bloomberg)

Menurut Piron, situasi tekanan pada rupiah itu akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan. Korporasi dalam negeri yang sudah melaporkan kinerja tahunannya sudah berancang-ancang membayarkan dividen pada para pemegang saham.

Perhitungan Citigroup, nilai dividen yang dibagikan oleh korporasi di pasar saham domestik pada para investor asing mencapai US$2,4 miliar atau sekitar Rp37,3 triliun, dalam tiga bulan ke depan.

Akibat jadwal pembagian dividen, permintaan dolar AS di pasar akan melejit dan bisa memudarkan capaian penguatan rupiah sejauh ini, menurut Gordon Goh, Strategist Citigroup di Singapura.

Namun, meskipun menghadapi tekanan jangka pendek, rupiah masih memiliki peluang mencetak reli penguatan hingga ke Rp15.350/US$, yang akan menjadi level terkuat dalam enam bulan, menurut perkiraan TD Securities.

Penguatan rupiah akan banyak didorong oleh sentimen penurunan bunga acuan Federal Reserve. Pivot The Fed yang diprediksi akan mulai terjadi pada Juni nanti akan membawa arus balik modal asing masuk kembali ke pasar SBN.

"Arus masuk dana asing ke surat utang sangat mempengaruhi rupiah yang kemungkinan akan kembali menguat ke kisaran Rp15.500/US$ pada akhir kuartal II nanti," kata Edward Lee, Chief Economist and Head of ASEAN and South Asia FX di Standard Chartered. 

"Kami perkirakan para investor surat utang masih 1% underweight dan akan bergerak lebih maju ke posisi netral apabila ada kemajuan dalam prospek penurunan bunga the Fed, di mana hal itu akan membawa rupiah menguat melampaui mata uang lain di kawasan," jelas Edward.'

Permintaan dolar AS akan melonjak seiring kedatangan jadwal pembayaran dividen korporasi (Bloomberg)

Para pemodal juga masih cenderung berhati-hati sampai ada kejelasan lebih jauh terkait kebijakan-kebijakan ekonomi Indonesia ke depan ketika pemerintahan baru resmi terbentuk, termasuk susunan nama-nama di kabinet.

Prabowo Subianto yang sudah mendeklarasikan kemenangan pada 14 Februari meski hasil perhitungan suara resmi baru diumumkan pada 20 Maret nanti oleh Komisi Pemilihan Umum, menyatakan ambisinya mencetak pertumbuhan ekonomi 8% dalam lima tahun ke depan. 

Sampai kepastian itu muncul, asing masih cenderung melepas posisi di SBN. Selama periode 4-7 Maret lalu, pemodal asing mencatat posisi jual neto (net sell) sebesar Rp13,61 triliun, menurut laporan Bank Indonesia. Investor nonresiden menjual Rp10,42 triliun SBN, lalu menjual saham sebesar Rp570 miliar dan menjual sedikitnya Rp2,62 triliun di instrumen Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI). 

Arus keluar modal asing dari pasar keuangan RI pada periode tersebut menjadi yang terbesar sepanjang tahun ini. Pada periode sebelumnya yaitu 26 Februari-1 Maret, posisi net sell asing baru sebesar Rp2 triliun. 

Dengan langkah asing yang terus melepas SBN, sepanjang tahun ini sampai data transaksi 7 Maret lalu, posisi nonresiden di instrumen surat utang itu semakin besar mencapai Rp12,51 triliun. Sedangkan di pasar saham, asing masih mencetak net buy Rp17,88 triliun dan di SRBI sebesar Rp25,35 triliun.

(rui)

No more pages