Demi Industri Perikanan, SEA for All Commitment 2030 Diluncurkan

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perusahaan Perikanan asal Indonesia yang menghubungkan nelayan lokal dengan pasar global, Aruna Indonesia, pada awal bulan Februari kemarin telah meluncurkan “SEA for All Commitment 2030” yang merupakan bentuk strategi keberlanjutan perusahaan dalam upaya menyeimbangkan keselarasan bisnis dengan planet dan manusia, demi meraih masa depan yang lebih baik.
Organisasi Pangandan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mencatat sebanyak kurang lebih 600 juta orang, baik secara langsung maupun tidak langsung, bergantung hidup pada laut sebagai sumber kehidupan. Namun, di sisi lain, perubahan iklim dan krisis ekosistem tengah menjadi persoalan besar dan memberikan risiko bagi manusia.
Berkaca dari itu, Aruna mengambil langkah tegas untuk implementasikan SEA for All Commitment 2030 ke dalam operasional bisnisnya, mulai dari hulu hingga hilir. SEA for All Commitment 2030 nantinya akan berdampak signifikan pada seluruh rantai nilai makanan laut dalam skala global, sehingga berbagai langkah agresif pun telah dipersiapkan oleh Aruna.
SEA for All Commitment 2030 sebagai terobosan dari strategi keberlanjutan Aruna, akan berfokus pada 3 pilar besar yang saling berhubungan dan berdampak secara global bagi manusia dan bumi kita. Penyusunan SEA for All Commitment 2030 selaras dengan integrasi ESG Aruna di dalam bisnis, sehingga fokus strategi keberlanjutan perusahaan akan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola. Adapun, tiga pilar tersebut terdiri dari:
- 1. Sustainably Sourced Seafood: Pilar ini merupakan fokus pilar lingkungan dari SEA for All Commitment. Komoditas produk perikanan Aruna dihasilkan secara bertanggung jawab dan ramah lingkungan, mulai dari proses penangkapan, pengolahan, hingga tiba di tangan konsumen. Ini dicerminkan melalui beberapa program unggulan Aruna, seperti sertifikasi MSC Fisheries Yang Telah Diberikan Untuk Beberapa Kapal nelayan tuna Aruna, Fisheries Improvement Project yang akan difokuskan ke komoditas Rajungan, ZeroWaste Hub yang merupakan tempat pengolahan limbah cangkang kepiting rajungan menjadi pakan ikan, serta Crab Hatchery yang difokuskan untuk budi daya Rajungan Aruna. Selain kepada komoditas, Aruna juga akan fokus kepada inisiasi yang dapat mendukung keberlanjutan lingkungan, mulai dari baselining emission untuk menargetkan pengurangan emisi karbon dan aktif dalam restorasi dan konservasi lingkungan.
- Empowering Stakeholders: Pilar ini merupakan pilar yang akan fokus pada aspek sosial. Aruna konsisten dalam menyejahterakan setiap individu yang terlibat di seluruh operasional bisnisnya. Fokus inti Aruna ada pada Nelayan yang merupakan DNA bisnisnya, dimana Aruna rutin memberikan edukasi, pelatihan, sertifikasi, dan bantuan kesejahteraan –beberapa di antaranya ialah BPJSTK, akses permodalan, serta kegiatan rutin bulanan yang merupakan salah satu cara untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi mereka. Di samping itu, dari aspek gender equality, Aruna juga merangkul perempuan pesisir untuk dapat berkarya dan menjadi perempuan produktif, beberapa diantara mereka ada yang bekerja sebagai picker, yakni mereka yang mengupas daging kepiting rajungan Aruna. Tentunya, mereka dibekali dengan pelatihan yang rutin diselenggarakan. Tidak hanya kepada community, Aruna juga fokus kepada ketenagakerjaan yang menjunjung Hak Asasi Manusia yang akan mengelola penerapan dan perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja, mekanisme pengaduan, dan inklusi.
- Advocating for Sustainability: Pilar ini merupakan fokus pilar tata kelola dan juga partisipasi aktif dalam forum dan instansi yang fokus pada keberlanjutan perikanan. Pilar ini bertujuan untuk memandu Aruna dalam bertukar gagasan dengan berbagai pihak agar dapat menyusun langkah teknis dan strategis, guna mencapai keberlanjutan yang menyeluruh, otentik, dan tidak overclaim. Ini wujudkan dalam kehadiran Aruna di berbagai forum diskusi nasional maupun internasional. Komitmen Aruna dalam advokasi ditunjukan dengan dibentuknya kemitraan dengan USAID (United States Agency for International Development) di Indonesia, khususnya dalam program USAID Ber-Ikan (Bersama Kelola Perikanan) yang akan berfokus pada perikanan berkelanjutan. Hal ini akan menopang pemberdayaan perikanan skala kecil dan melindungi habitat dan ekosistem laut, serta meningkatkan kepatuhan di dalam rantai pasok perikanan. Sebelumnya, Aruna juga sudah bermitra dengan WWF Indonesia melalui program Seafood Savers. Selain itu,Aruna juga tergabung di dalam Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI) yang juga bertujuan untuk meningkatkan keberlanjutan di dalam perikanan. Aruna percaya bahwa isu keberlanjutan merupakan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh semua sektor, sehingga keaktifan Aruna dalam forum, diskusi, dana sosiasi mampu mengintegrasikan peran dari masing-masing pemangku kepentingan untuk turut terlibat dalam pencapaian keberlanjutan.
Strategi keberlanjutan Aruna ini pastinya akan membantu menyeimbangkan ekosistem planet, manusia, dan keberlangsungan bisnis disektor perikanan agar menjadi lebih sehat dan berkelanjutan. “Industri perikanan perlu mengambil tindakan strategis untuk menyelamatkan bumi, manusia, dan laut,” kata Utari Octavianty, Co-Founder and Chief Sustainability Officer (CSO) Aruna. “Melalui SEA for All Commitment 2030 ini, kami bertujuan untuk memberikan hal baik bagi industri perikanan dan kelautan secara global. Tentunya, komitmen ini butuh dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak–pemerintah, komunitas, akademisi. Bersama dengan mitra bisnis kami, kami juga mengajak mereka untuk berkontribusi mewujudkan komitmen ini.”



























