Logo Bloomberg Technoz

Penghitungan Suara KPU Memanas, Rupiah Bisa Melemah Lagi

Tim Riset Bloomberg Technoz
16 February 2024 07:50

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah menghadapi pertaruhan lanjutan dalam perdagangan di pasar spot hari ini, Jumat (16/2/2024), setelah kemarin ditutup melemah di kala pasar saham melonjak terungkit euforia pasca pemilu.

Dalam perdagangan hari terakhir pekan ini, rupiah kemungkinan akan kembali melemah tertekan sentimen dinamika politik menyusul perkembangan penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum yang sempat memberi sinyal akan terjadinya dua putaran pilpres. Di sisi lain, dugaan rekayasa pemilu dilontarkan oleh partai berkuasa yang diprediksi meraih suara terbanyak, PDI Perjuangan.

Sinyal pelemahan rupiah terlihat di pasar forward. Pada penutupan pasar New York dini hari tadi, kontrak NonDeliverable Forward (NDF) rupiah ditutup melemah baik untuk kontrak 1 minggu maupun 1 bulan di kisaran Rp15.633-Rp15.649/US$. Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah offshore melanjutkan pelemahan ke kisaran Rp15.653-Rp15.663/US$. Pergerakan rupiah offshore cukup mempengaruhi dinamika rupiah di pasar spot. 

Potensi pelemahan rupiah hari ini masih terlihat kendati semalam indeks dolar AS ditutup melemah untuk hari kedua, menyusul reli lanjutan saham-saham di Wall Street dan pasar obligasi yang mencatat penurunan imbal hasil di kisaran tipis.

Tadi malam, Amerika melaporkan kinerja penjualan ritel yang menurun, memberi sinyal bahwa mungkin daya beli masyarakat AS sudah mulai melemah dan membutuhkan pelonggaran moneter. Nanti malam, pelaku pasar menantikan data inflasi harga produsen yang diprediksi akan melandai.