Logo Bloomberg Technoz

Luhut Kembangkan Baterai LFP dengan China, Bagaimana Nasib Nikel?

Sultan Ibnu Affan
31 January 2024 09:00

Tumpukan feronikel di Kepulauan Obi, Maluku Utara Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian
Tumpukan feronikel di Kepulauan Obi, Maluku Utara Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Peluang Indonesia untuk bekerja sama dengan China dalam mengembangkan baterai lithium ferro phosphate (LFP) untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) saat ini dinilai sangat terbuka lebar.

Dalam kaitan itu, Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi) Rizal Kasli mengatakan peluang tersebut sejalan dengan adanya peluang ekosistem kendaraan EV di dalam negeri dalam beberapa tahun ke depan.

"Kerja sama ini kemungkinan besar akan terjadi karena pengembangan baterai ini sangat penting untuk ekosistem kendaraan listrik," ujar Rizal saat dihubungi, Rabu (31/1/12024).

Meski demikian, kata Rizal, peluang kerja sama tersebut tidak akan serta-merta akan menggerus permintaan baterai berbasis nikel atau nickel manganese cobalt (NMC), khususnya melalui program hilirisasi nikel yang saat ini juga tengah menjadi fokus pemerintah petahana.

Rizal berpendapat ekosistem bisnis EV saat ini juga masih mengandalkan nikel sebagai bahan baku baterai EV. "Jadi saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan baterai EV itu," kata dia.

Ilustrasi baterai LFP. (Unsplash/Kumpan Electric)