Logo Bloomberg Technoz

RI Menang Dagang Lawan AS hingga Belanda, Kalah dengan Thailand

Azura Yumna Ramadani Purnama
15 January 2024 13:16

Ilustrasi: Kapal ekspor di galangan kapal IPC Car Terminal di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia. (Dok. Dimas Ardian/ Bloomberg)
Ilustrasi: Kapal ekspor di galangan kapal IPC Car Terminal di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia. (Dok. Dimas Ardian/ Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus US$ 36,93 miliar pada 2023. Dengan begitu, surplus neraca perdagangan genap tercipta selama 4 tahun beruntun.

Pada Senin (15/1/2024), Deputi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini, melaporkan nilai impor sepanjang tahun lalu adalah US$ 258,82 miliar. Sementara nilai impor ada di US$ 221,89 miliar.

"Surplus terjadi dalam 4 tahun terakhir secara berturut-turut. Akan tetapi, nilai surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada 2023 mengalami penurunan," kata Pudji dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (15/1/2024).

Sumber: BPS

Pada 2023, lanjut Pudji, Indonesia menjalin hubungan dagang dengan 246 negara dan teritori. Dari jumlah tersebut, Indonesia surplus dengan 177 negara dan defisit dengan 69 lainnya.

"Negara-negara penyumbang surplus bagi Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), Filipina, Malaysia, Bangladesh, Vietnam, Jepang, Pakistan, dan Belanda. Sementara penyumbang defisit di antaranya adalah Australia, Thailand, Brasil, Jerman, Rusia, Argentina, Oman, Korea Selatan, Kanada, dan Prancis," ungkapnya.

Sumber: BPS