Logo Bloomberg Technoz

Pakar Pesimistis, Tak Satupun Capres yang Bisa Perbaiki Demokrasi

Pramesti Regita Cindy
09 January 2024 13:40

Ilustrasi Ketiga Capres (Asfahan/Bloomberg Technoz)
Ilustrasi Ketiga Capres (Asfahan/Bloomberg Technoz)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti menyebut bahwa hasil pemilihan presiden (pilpres) tidak akan membawa banyak perubahan pada wajah demokrasi Indonesia. Hal ini kata dia, mengacu kepada permasalahan-permasalahan hukum yang belakangan terjadi di Indonesia. 

"Tetapi justru sebenarnya kami sedang mengatakan bahwa kalau pilpres nanti, hasil dari pilpres nanti sebenarnya sudah agak kelihatan ya, hasilnya tidak akan banyak mengubah secara signifikan demokrasi kita," ujar Bivitri dalam diskusi yang dilakukan secara daring pada Selasa (9/1/2024). 

Pengajar di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera ini menjelaskan alasan di balik pernyataan tersebut. Pertama, menurutnya karena warisan dari sistem politik yang sudah ada dengan adanya presidential treshold 'ambang batas presiden' yang membatasi maju ke ajang politik praktis.

"Pertama warisan Jokowi itu juga sudah sangat luar biasa menguat dan saya sebenarnya saya tidak hanya bilang warisan Jokowi tapi warisan sistem politik," kata dia lagi.

"Jadi sistem kita itu sudah rusak dengan adanya presidential threshold, kemudian membuka jalan adanya oligarki lalu (dana kampanye) sangat lemah aturan mainnya, dan seterusnya iru sudah membanned dalam sistem kita," sambungnya.