Logo Bloomberg Technoz

Kembalinya Bea Masuk Batu Bara China Rugikan Rusia, Untungkan RI

Sultan Ibnu Affan
03 January 2024 12:10

Kiriman batu bara untuk PLTU Cirebon-1./Bloomberg-Muhammad Fadli
Kiriman batu bara untuk PLTU Cirebon-1./Bloomberg-Muhammad Fadli

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kebijakan pemberlakuan kembali bea masuk batu bara oleh China ditengarai hanya akan berdampak memukul terhadap Rusia, tetapi tidak demikian halnya dengan Indonesia dan Australia.

Analis komoditas sekaligus pendiri Traderindo Wahyu Tri Laksono mengatakan pada saat bea masuk batu bara dihapuskan pada Mei 2022, China memang sedang mengincar kepastian suplai energi di tengah kekhawatiran krisis akibat dampak konflik geopolitik Rusia-Ukraina.

“Akibatnya, impor batu bara China melambung ke rekor tertinggi [sepanjang masa], dan yang menikmati [lonjakan permintaan batu bara oleh China] adalah Rusia,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (3/1/2024).

Kini, Pemerintah China memutuskan untuk memberlakukan lagi kebijakan bea masuk batu bara demi melindungi penambang dalam negeri yang sedang kebanjiran stok akibat output domestik yang juga memecahkan rekor.

Inventori Batu Bara China (Sumber: Bloomberg Intelligence)


Wahyu mengatakan Rusia – sebagai pemasok batu bara nomor dua terbesar ke China – memiliki tujuan jangka panjang untuk menjaga ekspor tahunan di atas 100 juta ton. Namun, akibat diberlakukannya hambatan tarif itu, Negeri Beruang Merah akan kesulitan untuk mempertahankan volume ekspor batu baranya ke Negeri Panda pada 2024.