Logo Bloomberg Technoz

Pasar Pantau Dinamika China, Dolar Menguat di Asia

News
06 March 2023 06:26

Ilustrasi mata uang dolar AS dan baht Thailand (Udo Weitz/Bloomberg News)
Ilustrasi mata uang dolar AS dan baht Thailand (Udo Weitz/Bloomberg News)
Brett Miller - Bloomberg News

Bloomberg - Nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menguat di perdagangan Asia pagi hari ini, Senin (6/3/2023). Ekspektasi akan berkurangnya stimulus di China membuat investor agak enggan ‘bermain’ di aset-aset berisiko.

Mengutip Bloomberg News, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Australia dan Selandia Baru turun. Yield obligasi pemerintah AS pada akhir pekan lalu juga turun, di mana untuk tenor 10 tahun berada di bawah 4%.

Kabar dari China membuat antusiasme di pasar menguap. Perdana Menteri China Li Keqiang mengumumkan target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%, yang berada di bawah ekspektasi pasar. Ini membuat pelaku pasar memperkirakan penurunan belanja tambahan oleh pemerintah.

Perkembangan ini juga membuat pelaku pasar bertanya-tanya soal rebound bursa saham China. Pekan lalu, indeks saham acuan di China menguat 1,5% setelah anjlok 6% bulan lalu.

Sumber: Bloomberg