Logo Bloomberg Technoz

Dilema Mobil Listrik Bekas: Harga Anjlok dan Susah Dijual Lagi

News
24 December 2023 12:00

Hyundai Ioniq 5 saat pameran IIMS 2023 di JIExpo, Jakarta, Kamis (16/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Hyundai Ioniq 5 saat pameran IIMS 2023 di JIExpo, Jakarta, Kamis (16/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sejurus dengan semakin masifnya upaya mendorong peralihan pemakaian mobil listrik dari mobil konvensional berbahan bakar fosil, industri mobil berdaya setrum itu menghadapi tantangan baru yang tidak bisa diremehkan.

Minat masyarakat membeli mobil listrik bekas yang masih rendah, seperti yang terlihat di lanskap global pasar mobil listrik bekas akan membebani daya tarik penjualan mobil listrik baru. 

Sama halnya dengan pertimbangan saat membeli mobil konvensional, harga jual kembali sebuah mobil menjadi salah satu daya tarik konsumen. Tidak ada yang ingin membeli mobil yang memberi kerugian lebih besar saat dijual ke pasar bekas.

Laporan Bloomberg News yang dilansir Jumat pekan ini, menyebut, di pasar barang bekas senilai US$1,2 triliun, di Eropa, harga mobil bertenaga baterai turun lebih cepat dibandingkan mobil berbahan bakar fosil. Pembeli menghindari pembelian mobil listrik bekas karena kurangnya subsidi, keinginan untuk menunggu teknologi yang lebih baik, dan terus kurangnya pengisian infrastruktur.

Eropa sejauh ini menjadi pemimpin garda depan peralihan mobil berbahan bakar fosil menjadi mobil bertenaga baterai. Namun, apa yang terjadi saat ini memperlihatkan, harga mobil listrik yang sangat jatuh di pasar bekas, ditambah perang harga sengit yang dipicu oleh Tesla Inc. dan mobil listrik bikinan Tiongkok, kian menekan nilai mobil baru dan bekas, dan itu juga mengancam pendapatan pesaing seperti Volkswagen AG dan Stellantis NV.