Logo Bloomberg Technoz

Bank Mandiri Ungkap Alasan Dana Simpanan Nasabah Melorot

Azura Yumna Ramadani Purnama
20 December 2023 09:09

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengungkapkan kinerja pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan mengalami sejumlah tantangan sampai akhir tahun ini. Salah satunya disebabkan aliran modal keluar dan kinerja neraca perdagangan yang melambat 

Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina menyebutkan pertumbuhan kredit perbankan nasional sampai Oktober 2023 tercatat cukup baik, yakni berada di kisaran 9%. Namun, kinerja DPK sampai Oktober 2023 hanya tumbuh 3,4% dalam perhitungan tahunan (year-on-year/YoY).

“Kami lihat yang challenging (menantang) adalah pertumbuhan DPK, di mana sampai Oktober 2023 hanya tumbuh 3,4%. Dalam perhitungan tahun berjalan (year-to-date/YtD), DPK bahkan hanya tumbuh 0,56%, di bawah historis pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Dian di Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Dia menjelaskan salah satu alasan kinerja DPK yang melambat adalah karena Indonesia menghadapi risiko ekonomi global yang cukup signifikan, dengan sumbangan surplus perdagangan yang menurun sekitar 30%. artinya dana devisa hasil ekspor yang masuk ke perbankan sudah lebih rendah.

"Beberapa kali terjadi volatilitas di pasar keuangan menyebabkan capital outflow (aliran modal keluar) dan ini berkontribusi terhadap DPK yang melambat," tutur Dian.