Logo Bloomberg Technoz

Aksi Boikot Produk Pro Israel, Pukulan Ganda Kala Daya Beli Lesu

Ruisa Khoiriyah
05 December 2023 14:30

Ilustrasi Starbucks. (Qilai Shen/Bloomberg)
Ilustrasi Starbucks. (Qilai Shen/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sentimen anti Israel yang menggema semenjak pecah konflik di Jalur Gaza yang melibatkan Israel dan Hamas, kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, menjadi pukulan tambahan yang harus dihadapi para pelaku industri ritel di tengah makin lemahnya daya beli masyarakat beberapa waktu terakhir.

Aksi boikot yang marak dikampanyekan di media sosial telah menyeret beberapa nama produk, terutama di kelompok fast moving consumer goods (FMCG), memicu kekhawatiran dapat semakin menyeret kinerja penjualan ritel yang telah menghadapi kelesuan saat ini.

Kinerja penjualan ritel di Tanah Air pada kuartal III-2023 lalu sudah menderita perlambatan dengan pertumbuhan hanya 1,4% year-on-year, terutama di kelompok makanan, minuman dan tembakau juga pakaian.

Aksi boikot produk yang disebut-sebut pro Israel sejauh ini, juga telah menyeret kinerja penjualan ritel dengan kemerosotan sedikitnya 3%-4%, menurut perkiraan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk kelompok belanja secara harian.

Gabungan pengusaha di Kamar Dagang Indonesia (Kadin) telah bersuara meminta pemerintah turun tangan agar gelombang boikot itu tidak semakin berlarut-larut, terutama bila daftar produk yang dimaksud sulit dibuktikan kebenarannya.