Logo Bloomberg Technoz

Sederet Fakta Pelemahan Ekonomi RI: Daya Beli Lesu, Industri Layu

Hidayat Setiaji
17 November 2023 09:35

Pedagang melayani calon pembeli mainan anak yang dijual di Pasar Gembrong, Jakarta, Senin (9/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pedagang melayani calon pembeli mainan anak yang dijual di Pasar Gembrong, Jakarta, Senin (9/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonomi Indonesia melambat pada kuartal III-2023. Ke depan, tantangan yang dihadapi masih tinggi karena sejumlah data ekonomi menunjukkan pelemahan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% year-on-year (yoy) pada kuartal III-2023. Ini menjadi catatan terendah sejak kuartal II-2021.

Konsumsi rumah tangga, yang menyumbang lebih dari separuh dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran, tumbuh 5,06%. Angka ini melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang naik 5,22%, juga lebih rendah dibandingkan kuartal II-2022 yang tumbuh 5,39%.

Memasuki kuartal IV-2023, justru ada sinyal konsumsi rumah tangga masih belum kuat. Penjualan ritel pada Oktober diperkirakan tumbuh 1,8%, sedikit lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 1,5%, tetapi masih lebih rendah dibandingkan Oktober 2022 dengan pertumbuhan 3,7%.

Sementara itu Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober tercatat 124,3, naik dibandingkan September yang 121,7. Kendati demikian, di kelompok dengan pengeluaran Rp 4,1-5 juta (yang notabene kelas menengah), IKK turun dari 130 menjadi 128,1.