Logo Bloomberg Technoz

Steve Stroth dan Malathi Nayak - Bloomberg News

Bloomberg, X Corp. milik Elon Musk, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, menuding Media Matters for America dalam sebuah gugatan telah melakukan upaya "dengan maksud jahat" untuk mengusir pengiklan dari platform media sosial tersebut. Organisasi tersebut menyebut iklan untuk Apple Inc, International Business Machines Corp, dan Oracle Corp ditayangkan di sebelah konten pro-Nazi.

"Media Matters merancang citra ini dan strategi media yang dihasilkannya untuk mengusir pengiklan dari platform dan menghancurkan X Corp," kata perusahaan tersebut dalam gugatan yang diajukan pada Senin di pengadilan federal di Fort Worth, Texas.

Laporan yang dibuat oleh kelompok pengawas liberal itu menyusul serangkaian ujaran kebencian, termasuk antisemitisme, di X. Beberapa di antaranya dipromosikan oleh Musk sendiri, yang menimbulkan kemarahan dan mengusir para pengiklan. Apple dan Walt Disney Co telah menangguhkan atau menghentikan pengeluaran untuk iklan di platform tersebut.

X mengklaim Media Matters memulai "kampanye kotor secara terang-terangan" dengan menerbitkan hampir 20 artikel yang menyerang platform media sosial dan Musk pada bulan November. Media Matters dituduh dalam gugatan tersebut melakukan interferensi ilegal terhadap kontrak X dengan pengiklan, dan membuat pernyataan yang jahat dan palsu bahwa mereka sengaja menempatkan iklan di dekat posting antisemitisme.

"Ini adalah gugatan yang sembrono yang dimaksudkan untuk para kritikus X," kata Presiden Media Matters Angelo Carusone dalam sebuah pernyataan. "Media Matters mendukung pemberitaan yang kami buat dan berharap untuk menang di pengadilan."

Perusahaan milik Musk ini mencari ganti rugi moneter yang tidak ditentukan dan perintah pengadilan yang mengarahkan Media Matters untuk segera menghapus artikel yang diposting pada pertengahan November. Musk mengisyaratkan dalam postingan X bahwa dia akan mengajukan lebih banyak tuntutan hukum.

Musk setuju dengan sebuah postingan di X pekan lalu, yang mengatakan orang-orang Yahudi memiliki "kebencian dialektis" terhadap orang-orang kulit putih. Hal ini memicu kecaman dari beberapa investor Tesla serta Gedung Putih.

Ross Gerber, co-founder dan CEO perusahaan manajemen kekayaan Gerber Kawasaki Inc, mengatakan Kamis lalu di CNBC bahwa meluapnya emosi Musk telah "menghancurkan merek".

Pengusaha berusia 52 tahun ini adalah orang terkaya di dunia dan CEO dari Tesla Inc, selain kepemilikannya atas X. Dia terkenal dengan postingan-postingannya yang provokatif, termasuk salah satunya ketika dia mengatakan memiliki pendanaan untuk menjadikan Tesla perusahaan swasta. Hal ini memicu tuntutan dari pemegang saham yang akhirnya dimenangkannya. Namun, kontroversi terbarunya terkait agama dan ras telah memicu respons yang sangat tajam.

Di antara mereka yang membela Musk adalah pengelola hedge fund Bill Ackman, yang mengatakan di X bahwa Musk bukanlah seorang antisemit. Dia menambahkan, "dunia menjadi tempat yang jauh lebih baik karena keberadaannya."

Jaksa Agung Texas Ken Paxton, seorang anggota Partai Republik, mengatakan Senin ini bahwa dia membuka penyelidikan untuk menentukan apakah Media Matters secara curang memanipulasi data di X.com.

(bbn)

No more pages