Jana Randow, Michelle Jamrisko dan Anup Roy - Bloomberg News
Bloomberg, Para pemimpin keuangan negara G-20 gagal sepakati pernyataan bersama (komunike) pada pertemuan di Bengaluru, India karena ketidaksepahaman tentang perang Rusia-Ukrarina.
Sebelumnya pada November di Bali, negara-negara tersebut berhasil menyetujui pernyataan bersama. Kali ini, India sebagai tuan rumah hanya mengeluarkan ringkasan pertemuan. Rusia dan China tidak setuju dengan dua paragraf tentang perang yang telah disetujui oleh semua peserta pada bulan November.
"Kami bersama-sama mengutuk serangan Rusia ke Ukraina - di sini ada kesamaan yang sangat besar, namun, dengan pengecualian China yang sangat ambivalen," kata Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner kepada wartawan.
“Di sini kita bisa melihat pergeseran sikap China, yang sangat disesalkan,” dengan pejabat dari mitra strategis Rusia berpendapat bahwa diskusi harus melibatkan “masalah teknis arsitektur keuangan internasional,” katanya.
Para peserta menyepakati beberapa materi lainnya dalam dokumen tersebut, termasuk pandangan tentang prospek ekonomi global yang masih belum pasti. Semua sepakat bahwa meskipun kondisi ekonomi sedikit membaik sejak pertemuan terakhir menteri keuangan dan gubernur bank sentral pada Oktober, masih ada risiko penurunan yang signifikan termasuk "peningkatan inflasi".
Suara mereka juga bulat soal utang. Nirmala Sitharaman, Menteri Keuangan India, mengatakan dalam konferensi pers bahwa "tidak ada perbedaan" dalam pernyataan tentang masalah utang. Sebuah pencapaian setelah pembicaraan yang menurutnya "sangat alot."
Beberapa jam sebelumnya, draf kedelapan komunike yang diperoleh Bloomberg News menunjukkan ketidaksepakatan baik tentang perang maupun tentang restrukturisasi utang dan kewajiban kreditur.
Restrukturisasi utang sebagai salah satu prioritas utama pembicaraan selaras dengan posisi India sebagai suara bagi semua negara berkembang. Pernyataan terakhir juga menyebutkan perlunya reformasi bank pembangunan multilateral — salah satu yang diperjuangkan oleh Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen.
Kristalina Georgieva, direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mencoba mencari titik positif dari pertemuan yang membahas utang negara pada Sabtu, yang telah menyatukan kreditur publik dan swasta dengan komitmen dasar untuk menemukan titik temu.
Georgieva menyebut partisipasi China "konstruktif" dalam sebuah wawancara dengan Haslinda Amin dari Bloomberg Television, seraya menambahkan bahwa para pejabat memiliki tanggung jawab sebagai pemberi pinjaman besar untuk menjadi bagian sentral dari negosiasi.
(bbn)