Logo Bloomberg Technoz

"Peserta lelang masuk minimum US$ 1 juta dan kemudian kelipatan US$ 100 ribu. Di secondary market, kelipatan US$ 100 ribu. Jadi kalau saya nggak punya duit US$ 100 ribu, nggak bisa beli. Ini untuk high network dan investor profesional," tegas Rahmat. 

Selain itu, SVBI dan SUVBI diklaim sebagai instrumen yang mampu menarik dolar Amerika Serikat (AS) dan menjaga stabilitas rupiah. Edi mengatakan, hal ini telah dibuktikan dalam Sekuritas Rupiah BI (SRBI) yang mampu menahan pelemahan rupiah ketika terdapat gejolak karena adanya aliran modal keluar (capital outflow). 

Edi melanjutkan, per 6 November 2023, kepemilikan asing di SRBI telah mencapai Rp16,98 triliun, dari total outstanding SRBI sebesar Rp144,31 triliun. Sementara itu, total yang sudah diperdagangkan di pasar sekunder Rp27,99 triliun.

“Contohnya SRBI data yang saya sampaikan tadi, lumayan itu, ketika global market kondusif, kita lumayan menguat cukup banyak. Ketika melemah, tertahan juga karena ada yang masuk jadi inflows,” ujar Edi.

Sebagai informasi, SVBI dan SUBI akan mulai diimplementasikan pada 21 November 2023 sebagai instrumen operasi moneter valas dengan minimal nominal transaksi USD1 juta. SVBI akan diterbitkan pada tenor 1, 3, 6, 9, dan 12 bulan sedangkan SuVBI akan diterbitkan dengan tenor 1, 3, dan 6 bulan dengan setelmen T + 2. 

Penerbitan SVBI dilakukan melalui lelang dengan bank umum yang menjadi peserta operasi pasar terbuka (OPT) konvensional dalam valas. Adapun penerbitan SuVBI dilakukan melalui lelang dengan bank umum syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang menjadi peserta OPT Syariah dalam valas. SVBI dan SUVBI dapat dipindahtangankan atau ditransaksikan di pasar sekunder.

(dov/aji)

No more pages