Logo Bloomberg Technoz

Dalam perkara ini, suap kepada Achsanul sendiri tercatat paling akhir usai para terdakwa gagal memperoleh bantuan signifikan. Pada saat itu, Windi mendapat perintah menyerahkan koper berisi mata uang asing senilai Rp40 miliar kepada seorang bernama Sadikin.

Transaksi suap berlangsung di parkiran sebuah hotel mewah di kawasan Bundaran HI. Sadikin sendiri disebut sebagai orang kepercayaan dari petinggi BPK. Belakangan, Galumbang menyebut secara jelas nama pejabat BPK tersebut adalah Achsanul Qosasi.

Sedangkan suap kepada Edward Hutahaean terjadi pada saat awal upaya penghentian pemeriksaan proyek BTS 4G. Saat itu, Edward menawari bantuan kepada Anang dengan permintaan imbalan US$8 juta atau setara Rp120 miliar. Anang, melalui Irwan Hermawan, kemudian hanya menyanggupi memberikan Rp15 miliar. 

Meski sudah menerima uang, keduanya ternyata tak berhasil menghentikan langkah kejaksaan membongkar kasus rasuah pada proyek senilai Rp10 triliun tersebut. Mereka justru ikut menjadi pesakitan dalam kasus ini.

Selain Achsanul dan Edward, para terdakwa juga menyebut nama-nama lain. Mereka pertama kali menggelontorkan uang Rp70 miliar kepada seorang bernama Nistra Yohan yang disebut sebagai staf atau tenaga ahli salah satu anggota Komisi I DPR. Pemberian tersebut berlangsung dua kali di kawasan Andara dan Sentul pada Desember 2021 dan pertengahan 2022.

Anang juga sempat meminta Irwan dan Galumbang bertemu seseorang bernama Wawan yang menjadi penghubung kepada pengusaha Windu Aji Sutanto. Mereka mengklaim telah mengirim uang dua kali dengan total Rp66 miliar kepada Windu yang kemudian mengenalkan mereka dengan pengacara bernama Setio.

Usai semua upaya buntu, Windu mengenalkan para terdakwa dengan Dito Ariotedjo yang disebut bisa membantu menghentikan pemeriksaan proyek BTS 4G. Galumbang kemudian meminta anak buahnya, Resi Yuki Bramani untuk menyerahkan uang Rp27 miliar dalam dua tahap ke rumah Dito di Jalan Denpasar nomor 34, Jakarta Selatan. 

Dalam persidangan, Galumbang, Irwan dan Resi memastikan duit dalam bentuk pecahan mata uang asing dikirimkan kepada Dito. Mereka bersaksi uang tersebut disisipkan dalam bingkisan ukuran kecil dan sedang ke rumah di Jalan Denpasar tersebut.

"Kita tunggu saja perkembangannya," kata Kuntadi.

(frg)

No more pages