Logo Bloomberg Technoz

Harga BBM Bisa Naik Lagi 1 November dengan Syarat

Dovana Hasiana
31 October 2023 07:40

Ilustrasi pengisian BBM (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pengisian BBM (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kalangan ekonom menilai harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi masih memiliki peluang untuk kembali dinaikkan dalam waktu dekat, dengan besaran kenaikan paling realistis yaitu di bawah 10 persen.

Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan kenaikan harga BBM nonsubsidi – termasuk Pertamax – di rentang 5 persen—7 persen masih memungkinkan terjadi, walaupun harga minyak dunia mulai melandai. 

Terlebih, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) harus meninjau ulang harga BBM nonsubsidi tiap 3 bulan. Bila harga minyak dunia mayoritas mengalami kenaikan agregat dalam sebulan, penyesuaian harga BBM pun menjadi tidak terhindarkan. 

Kalau jaraknya [harga Pertamax dari bensin RON 92 lainnya] Rp2.000/liter, orang akan mempertimbangkan beli Pertamax, tetapi kalau Rp500—Rp1.000 per liter orang akan beralih ke Shell.

Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad

“Kalau misalnya selama 3 bulan terakhir itu trennya [harga minyak dunia] naik, maka ada peluang kemungkinan [harga BBM nonsubsidi] naik [lagi pada 1 November 2023]. Namun, kalau selama 3 bulan terakhir turun atau melemah maka harus diturunkan. Kalau hanya minyak baru sepekan turun, [tetapi] sebelumnya naik, maka akan ditarik garis tengahnya. Saya kira poinnya di situ secara regulasi,” ujar Tauhid saat dihubungi, Senin (30/10/2023) petang.

Garis tengah yang dimaksud Tauhid untuk menentukan harga BBM nonsubsidi bukanlah level tertinggi harga minyak dunia dalam 3 bulan terakhir. Dia mencontohkan jika harga awal minyak dunia sekitar US$80—US$90 per barel, tetapi pada pekan terakhir turun menjadi US$85/barel, maka garis tengahnya bukanlah US$90/barel, tetapi antara US$85—US$90 per barel.