Logo Bloomberg Technoz

BBM Subsidi Rawan Naik Lagi Gegara Rupiah, Ini Perhitungannya

Sultan Ibnu Affan
19 October 2023 17:47

Pemotor memadati SPBU Pertamina di Pangkal Pinang untuk mengisi BBM (Dimas Ardian/Bloomberg)
Pemotor memadati SPBU Pertamina di Pangkal Pinang untuk mengisi BBM (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kalangan ekonom memperingatkan kian anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa saja berimbas pada naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam waktu dekat.

Analis Industri dan Regional Bank Mandiri Ahmad Zuhdi mengatakan harga BBM bersubsidi dapat merangkak naik jika rupiah masih membandel di atas Rp15.500/US$ dan harga minyak dunia di atas US$90/barel dalam kurun 1—2 bulan ke depan.

“Jika rupiah bertahan di level Rp15.500/US$ [atau lebih] dan harga minyak bertahan di level US$90+ per barel untuk waktu yang lama, 1 sampai 2 bulan, akan besar kemungkinan untuk meningkatkan harga BBM,” ujarnya, Kamis (19/10/2023).

Bank Mandiri memperhitungkan, dengan rupiah di level Rp14.800/US$ sesuai asumsi makro 2022 saja, kenaikan minyak dunia per US$1/barel berpotensi mengerek harga keekonomian BBM di Indonesia senilai Rp200/liter. 

Ahmad mengatakan, selain pergerakan harga minyak dunia, tren bullish dolar juga menjadi hal yang perlu diwaspadai Indonesia dalam kaitannya dengan penetapan harga BBM di dalam negeri.