Logo Bloomberg Technoz

Asuransi dan Dapen Bantu Rupiah Menguat

Mis Fransiska Dewi
14 October 2023 06:30

Karyawan memperlihatkan uang dolar AS dan rupiah di pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan memperlihatkan uang dolar AS dan rupiah di pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Edi Susianto mengatakan, arus jual investor asing pada pasar SBN atau surat berharga negara sudah mulai mereda, Jumat lalu. Asuransi dan dana pensiun yang mulai masuk pasar pun membantu penguatan nilai tukar rupiah.

“Bahkan betul beberapa pelaku pasar melakukan pembelian (net buy) terutama asuransi dan dana pensiun. Sementara pelaku asing meskipun secara overall menunjukkan net jual, namun di beberapa SBN seri benchmark asing menunjukkan net beli. Hal-hal tersebut yang mungkin menyebabkan yield SBN khususnya yang 10 tahun relatif stabil,” kata Edi saat dihubungi Bloomberg Technoz.

Nilai tukar rupiah berhasil melawan dolar Amerika Serikat pada perdagangan terakhir pekan ini. Rupiah pun menjadi valuta Asia yang perkasa di kala mayoritas mata uang mengalami kinerja yang jeblok.

Di pasar spot, rupiah berhasil menutup perdagangan di level lebih kuat, meski tipis hanya 7 bps ke kisaran Rp15.683/US$. Namun, kurs tengah BI gagal menguat dengan bertengger di Rp15.709 sampai pukul 15:15 WIB, Jumat (13/10/2023).

Penguatan rupiah di pasar spot menjadi satu dari sedikit valuta Asia yang mayoritas melemah hari ini menghadapi the greenback. Selain rupiah, dolar Singapura dan valuta China yuan berhasil menguat melawan dolar AS.