Logo Bloomberg Technoz

Sederet Bahaya yang Mengintai di Balik Kenaikan Harga Pertamax

Sultan Ibnu Affan
03 October 2023 09:20

Ilustrasi SPBU di AS (Sumber: Bloomberg).
Ilustrasi SPBU di AS (Sumber: Bloomberg).

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kalangan ekonom memperingatkan dampak negatif dari risiko perpindahan masif konsumen Pertamax ke Pertalite, setelah Pertamina menaikkan harga seluruh jenis bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidinya per 1 Oktober 2023.

Analis Industri dan Regional Bank Mandiri Ahmad Zuhdi menjelaskan salah satu risiko kenaikan harga BBM nonsubsidi tidak hanya akan dirasakan dari sisi pembengkakan belanja subsidi dan kompensasi energi, tetapi juga perpindahan daya beli.

Dalam kaitan itu, lanjutnya, pemerintah juga sebenarnya sudah menaikkan kuota BBM bersubsidi tahun ini. Kuota Pertalite 2023 dipatok sebanyak 32,56 juta kiloliter (kl), naik dari 29,91 juta kl tahun lalu. Sementara itu, kuota Solar tahun ini 17,84 juta kl, naik dari 14,9 juta kl pada 2022.

"Setiap 10% kenaikan harga bensin Pertamax atau di atasnya berpotensi meningkatkan inflasi sebesar 0,04 poin persentase [ppt]. Sementara itu, kenaikan harga Pertalite 10% berpotensi meningkatkan inflasi sebesar 0,27 ppt. -Analis Industri dan Regional Bank Mandiri Ahmad Zuhdi

Sementara itu, hingga semester I-2023, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melaporkan kuota Pertalite baru terpakai 14,8 juta kl dan Solar baru 8,4 juta kl.