Logo Bloomberg Technoz

Panas Bumi RI Terbesar Kedua Dunia, tetapi Tak Dimanfaatkan

Sultan Ibnu Affan
20 September 2023 14:00

Kepulan asap yang keluar dari Kawah Hujan di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang, Garut, Rabu (17/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Kepulan asap yang keluar dari Kawah Hujan di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang, Garut, Rabu (17/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kalangan pengusaha panas bumi mengungkapkan saat ini penambahan kapasitas geothermal hanya sekitar 40 megawatt (MW) per tahun, sangat jauh dari ekspektasi dan potensi yang dimiliki Indonesia.

Capaian tersebut dinilai lambat lantaran untuk mencapai target penambahan kapasitas pembangkit panas bumi sebesar 3.355 MW sampai dengan 2030, diperlukan penambahan kapasitas rata-rata 450 MW per tahun.

Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia Prijandanu Effendi mengatakan Indonesia sebenarnya telah memanfaatkan energi panas bumi sejak 1984. Meski pemanfaatan geothermal masih berjalan sampai saat ini, progresnya cenderung lambat, dengan kapasitas terpasang saat ini baru mencapai sekitar 2.780 MW.

"Pertumbuhan energi panas bumi tersebut jauh dari sumber daya yang kita miliki sekitar 24.000 MW, dengan cadangan saat ini yang diperkirakan sebesar 14.000 MW," ujar Prijandanu di sela acara International Geothermal Convention and Exhibition Forum, Rabu (20/9/2023).

Dia mengatakan penyebab lambatnya pengembangan energi panas bumi dipicu oleh adanya kesenjangan harga atau tarif listrik panas bumi dengan nilai keekonomian proyek.