Logo Bloomberg Technoz

Ekspor Sudah Dilarang, Bauksit Masih Tak Dilirik Investor Smelter

Sultan Ibnu Affan
18 August 2023 18:00

Bongkahan bauksit mentah./Bloomberg-Waldo Swiegers
Bongkahan bauksit mentah./Bloomberg-Waldo Swiegers

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pelarangan ekspor bijih bauksit yang telah dicuci atau washed bauxite (WBx) sejak 11 Juni 2023, hingga saat ini belum sanggup menggairahkan investasi fasilitas peleburan (smelter) komoditas mineral logam itu menjadi produk aluminium.

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif mengatakan baru ada 3—4 perusahaan yang mendirikan pabrik pengolahan alumina menjadi aluminium.

“Kita ikuti perkembangannya. Mudah-mudahan dengan pelarangan [ekspor] ini, [investor smelter bauksit] yang tadinya tidak melaksanakan, mereka akan ada upaya-upaya ke sana [membangun smelter di dalam negeri]. Kalau tidak ada [minat] dari owner yang lama, tentu nanti ada peminat dari industri lain. Kita belum tahu,” ujarnya saat ditemui, Jumat (18/8/2023).

Progres pembangunan smelter bauksit I. (Sumber: Kementerian ESDM)


Dia mengatakan saat ini kapasitas pengolahan alumina menjadi aluminium di dalam negeri baru mencapai 250.000 ton/tahun, dan diharapkan naik menjadi 500.000—750.000 ton/tahun jika ada smelter baru. Kebutuhan aluminium domestik, padahal, sudah menembus lebih dari 1 juta ton.

Sekadar catatan, fasilitas pengolahan bijih bauksit menjadi alumina disebut refinery atau pemurnian. Adapun, fasilitas smelter atau peleburan adalah untuk pengolahan alumina menjadi aluminium.